Warta Ekonomi.co.id, -- Huawei Technologies berencana menerbitkan dua tahapan obligasi masing-masing senilai 3 miliar yuan (US$422 juta) untuk pertama kalinya, menurut pengajuan perusahaan.
Tidak ada tanggal penerbitan yang ditetapkan untuk catatan jangka menengah tiga tahun untuk pasar antar bank China, menurut prospektus, yang menunjukkan Huawei telah mengajukan permohonan persetujuan untuk menghimpun 20 miliar yuan (sekitar Rp40 T).
"Pasar obligasi di Cina berkembang pesat. Dengan penerbitan obligasi ini, Huawei berencana memasuki pasar obligasi China, mendiversifikasi saluran pembiayaan dan mengembangkan keseluruhan rencana pembiayaan perusahaan," kata juru bicara Huawei, dilansir dari Reuters (11/9/2019) di Surakarta.
Baca Juga: Tak Setuju dengan Trump, Bos Microsoft Bela Huawei?
Dana tersebut akan digunakan untuk menambah modal kerja dan berinvestasi ke dalam bisnis inti, seperti infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kata Huawei.
Sekadar informasi, perusahaan sedang berjuang melawan larangan perdagangan dari Amerika Serikat (AS) yang mengancam akan memotong aksesnya ke komponen dan perangkat lunak dari mitra AS dengan alasan keamanan nasional. Padahal, Huawei berulang kali membantah tuduhan yang menyebutkan kalau ia memata-mata AS.
Meskipun ada sanksi AS sejak Mei lalu, Huawei melaporkan pertumbuhan pendapatan setengah tahun yang lebih signifikan dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 23% menjadi 401,3 miliar yuan pada Juli.
Huawei memiliki empat obligasi luar negeri senilai total US$4,5 miliar, menurut pengajuan.