REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novelis Asma Nadia menitikkan air mata begitu mendengar kabar wafatnya presiden ketiga RI BJ Habibie pada Rabu (11/9) petang. Sang teknokrat yang biasa disapa Eyang Habibie itu adalah idola bagi Asma dan keluarga.
"Selamat jalan guru bangsa. Selamat jalan Bapak Demokrasi. Terlalu dalam rasa kehilangan ini. Semoga Allah mendekapmu dengan kasih, menerima dan melipatgandakan semua kebaikan, dan mengampuni kekhilafan. Semoga husnul khatimah, Eyang," kata Asma di akun Instagram-nya.
Saat dihubungi Republika.co.id, Asma menceritakan momen berkesan yang dia alami bersama almarhum. Perempuan 47 tahun itu beberapa kali berjumpa dengan Habibie pada pemutaran film adaptasi dari novel yang dia tulis.
Asma terharu karena di tengah kesibukan dan kondisi kesehatan yang tidak terlalu prima, Habibie selalu menyempatkan diri menonton film karya anak bangsa. Ada tiga film adaptasi novel Asma yang ditonton almarhum.
Asma Nadia (kiri) bersama Presiden ketiga RI BJ Habibie
Selain Surga yang tak Dirindukan 1 dan 2, Habibie juga menyimak Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea. Menurut Asma, Habibie selalu penuh dukungan terhadap hasil kreativitas anak bangsa yang harus terus dikembangkan.
Sisi lain Habibie yang meninggalkan kesan bagi Asma adalah ketulusan dan sikap respek kepada siapapun. Dengan semua pencapaian, kejeniusan, dan pengalamannya, Habibie tetap pribadi yang rendah hati dan bersahaja.
"Beliau tulus dan menghargai orang lain. Sungguh sosok yang ketulusannya kepada siapa saja, membesarkan hati. Membuat orang lain merasa dihargai. Indonesia sungguh kehilangan," kata Asma penuh haru.