Kamis 12 Sep 2019 08:42 WIB

Fokus Pemerintah tingkatkan SDM Sejalan dengan Habibienomics

Habibie sangat visioner dalam perekonomian, terutama pengembangan SDM.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Cover Republika edisi Kamis (12/9).
Foto: Republika
Cover Republika edisi Kamis (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah menilai fokus pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejalan dengan Habibienomics. Peningkatan daya saing SDM penting dilakukan di era digital saat ini.

"Beliau (Habibie) dikenal dengan pemikiran tentang Habibienomics, saat ini Jokowi sedang memulai konsep itu yang penekanannya pada peningkatan kualitas SDM ," ujar Rusli Abdullah ketika dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (11/9).

Baca Juga

Ia mengatakan, Habibienomics merupakan sebuah konsep ekonomi yang menekankan untuk meningkatkan keterampilan pekerja serta penguasaan teknologi tinggi. Memasuki era ekonomi berbasis digital, menurut dia, maka aplikasi Habibienomics dapat di terapkan dalam mengembangkan industri, dalam hal ini industri kreatif.

"Pak Habibie juga sangat visioner mengenai perekonomian," ucapnya.

Habibienomics, lanjut dia, banyak yang memaknainya sebagai pengeluaran dana yang besar dalam investasi industri teknologi canggih. Namun, hal yang paling penting dari Habibienomics adalah pengembangan SDM yang berdaya saing global.

"Program kartu pra kerja dapat menjadi salah satu akses bagi para lulusan baru untuk mendapatkan pelatihan keterampilan sehingga meningkatkan kualitas SDM dan berdaya saing," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Rusli juga memuji kecakapannya dalam bidang ekonomi karena mampu memulihkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 1998 lalu yang ketika itu Indonesia dilanda krisis moneter. "Sebagai bapak tekonologi, Habibie juga cukup cakap dalam memulihkan ekonomi ketika itu, rupiah sempat menyentuh Rp 17.000-an menjadi Rp 7.000-an per dolar AS," katanya.

Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Pada Rabu petang, Habibie wafat akibat masalah pada jantungnya.

Sebanyak 44 dokter yang dipimpin oleh tim dokter kepresidenan sudah bekerja merawat Habiebie sejak Presiden ketiga RI itu dirawat di RSPAD Gatot Soebroto pada 1 September 2019. Ia menghembuskan nafas terakhir pada pukul 18.05 WIB dikelilingi keluarga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement