REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid menghadiri prosesi pemakaman almarhum Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di TMP Kalibata, Kamis (12/9). Banyak kenangan yang membekas di hati dan ingatan Yenny tentang BJ Habibie.
"Buat saya Pak Habibie adalah telaga ilmu yang sangat luas, yang kita terus menyelam ke dalamnya tidak pernah ada dasarnya," ujar Yenny saat ditemui Republika usai pemakaman.
Ia menceritakan, pada Juni lalu, berkunjung ke rumah BJ Habibie di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Habibie bercerita tentang doa, doa itu sebetulnya bisa dilihat sebagai sebuah fisika kuantum, konsep yang sangat menarik sekali.
Bagi Yenny, Habibie seorang guru sekaligus inspirator. Ia pun sangat bersyukur sempat menjenguk Habibie saat perawat di RSPAD Gatot Subroto. Bahkan, Yenny berkesempatan mencium dan berpamitan.
"Saya bersyukur masih punya kesempatan untuk mencium beliau untuk terakhir kalinya, mengucapkan selamat tinggal, memang di situ saya sudah dapat firasat jadi memang sedih sekali," kata dia.
Yenny menuturkan, pesan Habibie yang diingat bahwa Habibie sangat ingin agar kebhinekaan dan keharmonisan dijaga. Para pemuda dan generasi penerus bangsa terus belajar dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Yenny mengatakan, komitmen Habibie untuk kemajuan negeri tak perlu diragukan. Sebab, Habibie selalu mencintai secara total baik itu terhadap istri, profesi, maupun bangsa Indonesia.
"Beliau membuka ruang kebebasan berpendapat, berekspresi seluas-luasnya sehingga bahkan beliau menjadi korban dari ruang kebebasan yang sangat luas tersebut, tetapi beliau jalani tidak apa-apa beliau ikhlas, itu lah tanda cinta yang luar biasa menurut saya," tutur Yenny.