Kamis 12 Sep 2019 22:13 WIB

Puluhan Mahasiswa akan Kembali Bermalam di KPK

Saat ini KPK mulai dilemahkan oleh mereka yang punya kepentingan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah unsur masyarakat berbondong-bondong mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Rabu (11/9) malam hingga Kamis (12/9) dinihari.  (ilustrasi)
Foto: Dok KPK
Sejumlah unsur masyarakat berbondong-bondong mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Rabu (11/9) malam hingga Kamis (12/9) dinihari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Mahasiswa mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berlanjut. Setelah bermalam sejak Rabu (11/9) hingga Kamis (12/9) pagi, puluhan Mahasiswa terus melanjutkan orasinya sampai sore hari. Bahkan, pada Kamis (12/9) malam mereka kembali membangun tenda di depan gedung KPK untuk kembali bermalam.

Sebelumnya, pada Kamis (12/9) sore, puluhan mahasiswa membentuk lingkaran di pelataran lobi Gedung Merah Putih KPK. Mereka membentangkan berbagai poster bertuliskan '#SaveKPK', 'Tolak RUU KPK dan Capim KPK Bermasalah'.

Baca Juga

"KPK menjadi lembaga independen yang dipercaya rakyat Indonesia. Tapi saat ini KPK mulai dilemahkan oleh mereka yang punya kepentingan," teriak seorang mahasiswa dalam orasinya.

"Kami, menuntut Presiden Joko Widodo dan DPR RI berperan aktif dalam menunjuk nama-nama calon pimpinan KPK yang kompeten dan berintegritas serta terhindar dari rekem jejak buruk bersama koruptor," sambung mahasiswa lainnya.

Tak disangka, saat para mahasiswa sedang berorasi, penyidik senior KPK Novel Baswedan turut bergabung dalam aksi tersebut. Novel tak ragu untuk ikut berorasi dan mengucapkan terimakasih atas dukungan dan perhatian para mahasiswa.

"Kita harus tahu bahwa korupsi itu sesuatu hal yang luar biasa. Maka dukungan perhatian atau upaya berjuang untuk memberantas korupsi tetap harus dijaga," ujarnya.

Dalam orasinya, Novel mengatakan bahwa saat ini orang-orang selalu berupaya untuk menggagalkan korupsi pasti segala cara dilakukan. Bahkan segala upaya yang dilakukan belakangan ini adalah upaya memutar balikan fakta. "Tetapi kita harus sadar bahwa kepentingan rakyat Indonesia adalah kepentingan yang sangat mendasar. Sehingga kita berpeluang untuk mendukung KPK, mendukung upaya pemberantasan korupsi adalah suatu hak yang layak untuk diperjuangkan, suatu hal yang penting untuk dapatkan perhatian," tegas Novel.

"Oleh karena itu, kita tidak boleh lelah dan lemah dalam berjuang memberantas korupsi. Apapun risikonya, ini tidak boleh terus kita biarkan untuk kita menjadi abai atau kompromi dengan upaya-upaya itu," tambahnya.

Novel lantas mengajak para mahasiswa untuk terus berjuang. "Kita adalah para pemuda yang menjadi harapan bangsa, yang menjadi harapan untuk Indonesia. Oleh karena itu teruslah kita berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara. Hidup mahasiswa, hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia," teriak Novel.

Diketahui, dukungan dari mahasiswa dan masyarakat kampus ini mulai berdatangan sejak Rabu, 11 September 2019 pukul 21.00 WIB hingga dini hari Kamis, 12 September 2019. Prosesi dimulai dengan Badan Eksekutif Mahasiswa dari berbagai universitas menyalakan lilin yang berukir huruf S.O.S dan menembakkan lampu laser ke Gedung Merah Putih KPK.

Mereka menyatakan "Nyalakan Tanda Bahaya." karena Indonesia semakin dirundung darurat korupsi dengan adanya Calon Pimpinan KPK yang bermasalah, revisi UU KPK, dan revisi UU KUHP.  Ketua BEM UI, Manik Margana Mahendra mengajak mahasiswa-mahasiswa yang tergerak hatinya untuk bergabung dalam aksi #saveKPK dan menginap di depan gedung KPK.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement