REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina Gerakan Relawan untuk Demokrasi (Garuda) Tunas Panjaitan menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Presiden ke-3, BJ Habibie. Tunas menyarankan supaya Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan kepada Habibie sebagai Bapak Inspirator.
Tunas menganggap Habibie mempunyai sudut pandang yang inspiratif. Sisi itu dianggap mampu menginspirasi pemuda.
"Anak bangsa sungguh berduka dengan kepergian Habibie, karena sebetulnya, bangsa ini masih sangat membutuhkan pandangan beliau yang menjadi inspirasi," kata Tunas, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (12/9).
Selain sebagai negarawan dan teknokrat, Tunas menganggap sosok Habibie sebagai politikus yang bersih serta bijak. Habibie juga mau mendengar dan bersedia menerima kritikan dari siapa saja.
"Selain sebagai teknokrat, saya melihat beliau sebagai seorang negarawan yang dapat berpolitik dengan bersih. Seorang yang mau mendengar dan siap menerima kritikan. Saya rasa generasi saat ini harus menjadikan dia (Habibie) sebagai panutan," ujar Tunas.
Secara pribadi, Tunas memandang, Habibie sebagai seorang pria yang romantis. Baik ketika istrinya tercinta Ainun Habibie hidup maupun telah meninggal.
"Dimana saat waktu Ainun masih hidup, Habibie sangat takut mati karena cintanya dengan Ainun. Namun, saat Ainun meninggal, Habibie sudah sangat siap dipanggil sang Khalik," ucapnya.