REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap, Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA) dapat segera rampung secara subtantif. Setidaknya, pengumuman selesainya perundingan ini bisa dilakukan pada pertengahan Oktober.
Harapan ini disampaikan Enggar dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Yoo Myung-Hee di Bangkok, Thailand, Senin (9/9). "Selanjutnya, penandatanganan IK-CEPA diusulkan dilaksanakan dalam agenda ASEAN-Republic of Korea (ROK) Commemorative Summit pada 25—27 November 2019," tutur Enggar dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (12/9).
vdua perusahaan besar asal Korea. Yaitu, Lotte Group, yang bergerak di bidang kimia; dan Hyundai, di bidang otomotif. Enggar menekankan, kedua perusahaan tersebut tidak perlu khawatir terhadap potensi hambatan karena pemerintah telah memberikan perhatian besar terhadap keberlanjutan investasi mreka.
Perdagangan Indonesia-Korea pada 2018 tercatat mencapai 18,62 miliar dolar AS. Sementara ekspor Indonesia ke Korea sebesar 9,54 miliar dolar AS, impor sebesar 9,08 miliar dolar AS. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar 443,6 juta dolar AS.
Produk ekspor utama Indonesia ke Korea pada 2018 adalah batu bara, gas alam cair, bijih tembaga, batu bara lainnya, dan minyak bumi mentah. Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari Korea pada 2018 adalah bahan bakar dengan research octane number (RON) 90, bahan bakar diesel otomotif, sirkuit elektronik terpadu lainnya, sekop mesin, dan bahan murni RON lainnya.