Jumat 13 Sep 2019 08:44 WIB

Israel Menyadap Telepon Donald Trump di Gedung Putih

Perangkat pengintai Israel dipasang di Gedung Putih untuk sadap telepon Donald Trump

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel dilaporkan telah memasang perangkat pengintai StingRay di dekat Gedung Putih untuk mengetahui aktivitas telepon seluler Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Investigasi oleh FBI dan agen-agen AS lainnya menyimpulkan bahwa Israel bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Politico melaporkan dengan mengutip tiga mantan pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut.

Baca Juga

"Sudah cukup jelas bahwa Israel bertanggung jawab," kata seorang pejabat AS, dilansir Anadolu Agency, Jumat (13/9).

Seorang juru bicara dari kedutaan besar Israel di AS, Elad Strohmayer segera membantah tuduhan itu. Ia menyebut mereka hanya menyatakan sebuah omong kosong. "Israel tidak melakukan operasi spionase di Amerika Serikat," kata Strohmayer.

Hingga kini Pemerintahan Trump belum berkomentar secara resmi. Perangkat StingRay ditemukan di dekat Gedung Putih dan berada di lokasi sensitif lainnya di ibu kota negara. Alat itu meniru menara seluler untuk menyampaikan lokasi dan informasi pengenal lainnya serta informasi panggilan dan data.

Seorang pejabat anonim mengatakan, agen-agen AS menyimpulkan setelah melakukan analisis forensik menyeluruh, perangkat itu kemungkinan dimaksudkan untuk memata-matai presiden. Penilaian dilakukan dalam dua tahun terakhir, tetapi seorang mantan pejabat senior intelijen mengatakan bahwa pemerintahan Trump belum mengambil tindakan apa pun terhadap Israel. Selain itu, mereka juga tidak secara pribadi memarahi para pemimpinnya.

"Reaksinya sangat berbeda dari yang seharusnya ada di pemerintahan terakhir. Dengan pemerintahan saat ini, ada satu set perhitungan yang berbeda dalam hal mengatasi ini," kata pejabat itu.

"Saya sama sekali tidak mengetahui pertanggungjawaban," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement