REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Juanita Parjanti yang dikonfirmasi Republika mengungkapkan, hingga saat ini kebakaran di kawasan BTNGMb masih berlangsung dan belum berhasil dipadamkan. Bahkan sepanjang Kamis (12/9) malam hingga menjelang dini hari, api kelihatan sekali semakin membesar ke arah puncak gunung Merbabu dan juga mengarah ke wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
“Sehingga, jelasnya, luasan kawasan lahan BTNGMb yang terdampak kebakaran ini juga semakin bertambah,” ungkapnya, melalui sambungan telepon, Jumat (13/9)
Menurut Juanita, sampai dengan Kamis sore pukul 17.00 WIB, luas kawasan hutan BTNGMb yang terbakar di wilayah Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang kisarannya mencapai 42,6 hektare. Tapi, semakin malam luasan kawasan yang terbakar ini terus bertambah.
“Semalam habis Isya, saya memantau di Dusun Malang, Desa Wonolelo hingga pukul 22.00 WIB diperkirakan sudah bertambah hingga mencapai 100 hektare-an,” jelasnya.
Dengan belum dapat dikendalikannya api, dapat dipastikan areal lahan BTNGMb yang terbakar ini masih bisa bertambah. Cuaca yang cukup terik dan angin yang bertiup kencang sangat menghambat upaya pemadaman dengan cara manual. Kendati begitu, pemadaman hari ini tetap dilanjutkan kembali.
“Tadi pagi bahkan relawan- relawan dari Kecamatan Ampel dan Kecamatan Selo sudah siap pukul 06.00 WIB untuk naik membantu kami mengendalikan api,” jelasnya.
Perihal bertambahnya area yang terbakar, dipertegas oleh Kepala Seksi Wilayah I BTNGMb, Nurpana Sulaksono. Menurutnya, hingga Jumat ini luasan kawasan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai hingga 150 hektare.
Faktor penyebab kebakaran yang semakin meluas di gunung Merbabu, karena cuaca yang sangat terik serta ketersediaan ‘bahan bakar’. Setelah vegetasi hutan yang terbakar, api selanjutnya meluas ke kawasan sabana yang umumnya telah mengering.
“Di atas sana (puncak), hamparan sabanana yang tebal sudah mengering semua, akibat dampak musim kemarau hingga mudah terbakar.Itulah yang saya sebut banyak bahan bakarnya,” jelas Nurpana.