Warta Ekonomi.co.id, -- Baru-baru ini para astronom internasional mengungkapkan, planet K2-18b atau Super Bumi memiliki air di lapisan atmosfernya. Yang menarik, ternyata planet itu sudah ditemukan sejak empat tahun silam oleh NASA.
Melansir Guardian, Jumat (13/9/2019), Super Bumi pertama kali terlihat oleh teleskop ruang angkasa NASA pada 2015. Ukurannya dua kali lebih besar dari Bumi dan delapan kali lebih kuat pula.
Lewat analisis independennya, Peneliti di Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics, Ryan Cloutier menilai, "keberadaan air di atmosfernya tentu meningkatkan prospek K2-18b menjadi planet yang berpotensi dihuni. Namun, dibutuhkan pengamatan lanjutan untuk mengonfirmasi hal itu."
Baca Juga: Selain Bumi, Planet Ini Juga Layak Dihuni Manusia! Simak Penjelasannya
Sayangnya, teknologi saat ini masih terlalu lemah untuk mengambil gambar permukaan di sana karena terbilang cukup jauh. Apalagi untuk mengirim pesawat ruang angkasa. Namun, teleskop berbasis ruang dapat digunakan untuk menghimpun beberapa informasi tentang atmosfer di sana.
Tim astronom dari University College London (UCL) pun menggunakan teleskop Hubble NASA guna mengamati K2-18b selama dua tahun setelah itu ditemukan. Secara khusus, mereka menganalisis pengukuran cahaya bintang dari katai merah ketika planet mengorbit pada delapan kesempatan berbeda.
Benda angkasa yang berada di rasi bintang planet Leo itu mengorbit dalam bentuk katai (kerdil) merah kurang dari setengah ukuran matahari, 110 tahun cahaya.
Baca Juga: Ada Objek Asing Masuk ke Tata Surya Matahari? Waduh!!
Pola itu menghasilkan panas yang jauh lebih sedikit dibandingkan matahari. Lebih lanjut, K2-18b dapat menghangat hingga sekitar 10 derajat celcius (50 derajat fahrenheit) dengan memutari bintangnya dari dekat.
Dari jarak 14 meter mil, jarak keenam dari Bumi ke matahari, planet itu menyelesaikan orbit setiap 33 hari. Artinya, waktu setahun di sana berlalu hampir sama seperti di Bumi.
Guna mempelajari lapisan atmosfer Super Bumi lebih lanjut, para astronom sudah menyusun rencana dengan meluncurkan teleskop ruang angkasa NASA, James Webb pada 2021 dan misi Ariel milik Badan Antariksa Eropa pada 2028.