Jumat 13 Sep 2019 19:37 WIB

Menhub: Sistem Transportasi Ibu Kota Baru Berbasis Listrik

Investasi bandara dan transportasi berbasis listrik akan dilakukan swasta

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wapres Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kanan) melninjau salah satu stan saat pembukaan pameran Indo Trans Expo 2019 di JCC, Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Wapres Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kanan) melninjau salah satu stan saat pembukaan pameran Indo Trans Expo 2019 di JCC, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, ingin menjadikan Ibu Kota Baru yang berlokasi di Kalimantan Timur sebagai kota masa depan. Kota masa depan yang dimaksud yaitu membangun infrastruktur berbasis teknologi kelistrikan terutama dalam hal transportasi. 

Ini juga salah satu upaya dari Kementerian Perhubungan agar Ibu Kota baru bebas dari polusi. "Kita upayakan di sana bebas polusi dan Ibu Kota baru yang ada di Kaltim itu kita harapkan menjadi kota masa depan," kata Budi di Jakarta Convention Center, Jumat (13/9).

Budi menjelaskan, Ibu Kota baru ini nantinya akan dirancang menggunakan listrik. Dia mengatakan, pemerintah akan menyediakan satu kereta listrik yang menghubungkan antara Samarinda dan Balikpapan. Kereta listrik ini akan beroperasi dari titik Transit Oriented Development (TOD) ke arah pusat kota.

Menurut Budi, saat ini sudah ada dua bandara yang beroperasi di sekitar Ibu Kota baru. Nantinya, akan ditambah satu bandara lagi sehingga total ada tiga bandara di sana. Pemerintah pun sudah tidak perlu banyak berinvestasi untuk transportasi.