Sabtu 14 Sep 2019 05:35 WIB

Sekotak Permen Karet Bisa Ungkap Karakter Bisnis Warren Buffett

Warren Buffett mulanya berjualan permen karet dari toko kelontong kakeknya.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Sekotak Permen Karet Bisa Ungkap Karakter Bisnis Warren Buffett. (FOTO: Instagram/officialwarrenbuffett)
Sekotak Permen Karet Bisa Ungkap Karakter Bisnis Warren Buffett. (FOTO: Instagram/officialwarrenbuffett)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Sebelum menjadi bapak investor dunia seperti saat ini, Warren Buffett mulanya berjualan permen karet dari toko kelontong kakeknya. Ia telah menengok dunia bisnis sejak berusia 6 tahun.

Dari bisnis pertamanya, menjual permen karet, karakter bisnis Warren Buffett ternyata telah terlihat. Ia telah memiliki sifat tegas dalam berbisnis.

Melansir dari Business Insider (12/9/2019), kembali menengok ke 78 tahun silam di Omaha, Nebraska, kala itu Buffett menjual permen karet ke tetangganya.

Baca Juga: Uang Bukan Sumber Kebahagiaan Warren Buffett

"Saya ingat seorang wanita bernama Virginia Macoubrie mengatakan, 'Saya ingin satu batang Juicy Fruit', " Buffett mengingat kembali apa yang disampaikan kepada Alice Schroeder dalam biografinya, The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life.

Kepada pelanggannya itu, Buffett menjawab dengan tegas, “Kami tidak memecah bungkusan permen karet. Saya hanya menjual dalam kemasan lima batang,” ungkapnya.

Bagi Buffett, hal tersebut merupakan masalah kehormatan. Pasalnya, dengan berbicara demikian, artinya ia menunjukkan keyakinannya menjual lima batang permen karet yang dijadikan satu kemasan, meskipun pelanggan meminta dibuat eceran.

Baca Juga: Jarang yang Tahu, Ini Sisi Lain Warren Buffett

Ketajaman bisnis awal Buffett terus berkembang saat ia tumbuh.  Hal itu telah menggambarkan karakter pebisnis sejati.

Sebelum menjadi investor kondang seperti saat ini, Buffett dulu menjual permen karet, pacuan kuda, mesin pinball, dan loper Washington Post. Alhasil, pada usia 16 tahun, Buffett telah menghasilkan US$53.000.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement