REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di samping memanggil istri dengan panggilan sayang, Rasulullah juga mencontohkan untuk memberikan pujian kepada istrinya. Aisyah menuturkan, saat dia tengah duduk merajut sementara Nabi saw menjahit sandalnya. Saat itu kening Rasulullah mulai berkeringat dan keringatnya memunculkan cahaya.
Aisyah yang tercengang saat itu kemudian mengungkapkan syair Abu Kabir al-Hudzli kepada Nabi SAW. Rasulullah kemudian berdiri dan mencium antara dua matanya dan berkata, "Jazakillah Aisyah khairan (Semoga Allah membalas kebaikan bagimu), kebahagiaanmu atasku sungguh seperti kebahagiaanku atasmu." (HR al-Muzni)
Dr Hasan Syamsi Basya dalam buku "As'id Nafsak wa As'id al-Akharin (Bahagiakan Dirimu dan Orang Lain)" menyarankan agar seorang suami dapat memuji istri ketika dia melakukan sesuatu yang memang pantas untuk dipuji.
Sebab, dikatakan bahwa memuji istri dapat memunculkan manfaat, di antaranya menyapu rasa lelah dan penat istri setelah bekerja seharian, menyehatkan psikis istri dan lingkungan pendidikan dalam berumah tangga, dan menumbuhkan perasaan cinta di dalam hatinya sehingga akan memancarkan kebahagiaan bagi seluruh keluarga.
Rasulullah tetap bersikap mesra, meskipun istrinya tengah dalam keadaan haid. Seorang suami memang diharamkan menyetubuhi istrinya saat sedang haid. Namun, hal itu tidak lantas menghalangi romantisme suami-istri.
Diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW menemani istrinya Aisyah yang sedang haid dengan membaca Alquran sembari berbaring di pangkuan istrinya. Aisyah berkata, "Rasulullah pernah berbaring di pangkuanku sambil membaca Alquran, sementara aku sedang haid." (HR Muslim)
Sebaliknya, Aisyah juga kerap bersikap mesra kepada Rasulullah saw. Aisyah mengisahkan, "Aku biasa menyisir rambut Rasulullah saat itu aku sedang haid." (HR Ahmad)
Pernikahan (ilustrasi)
Selain menyisir dan mengoleskan minyak wangi, dan bercengkerama, beliau bahkan mandi bersama dengan Aisyah di bak yang sama.
Pergi mencari hiburan bersama istri juga bisa menguatkan rasa kasih sayang antara keduanya. Rasulullah pernah mengajak Aisyah untuk menyaksikan hiburan orang-orang Habasyah. Bahkan, Rasulullah juga mengajak serta Aisyah untuk memenuhi undangan dari tetangga.
Sebuah riwayat yang berasal dari sahabat Anas mengatakan bahwa tetangga Rasulullah seorang Persia, pintar sekali membuat masakan gulai. Suatu hari dia mengundang Rasulullah untuk mencicipi gulainya.
Lalu dia datang menemui Rasulullah untuk mengundangnya. Beliau bertanya, "Bagaimana dengan ini? (maksudnya Aisyah." Orang itu menjawab, "Tidak." Rasulullah saw berkata, "Kalau begitu aku tak mau." Kemudian orang itu kembali mengundang Rasulullah dan beliau bertanya kembali, "Bagaimana dengan ini?" Pada yang ketiga kalinya orang Persia itu menjawab, "Ya." Akhirnya mereka bangun dan segera berangkat ke rumah laki-laki itu." (HR Muslim)
Pasangan akan senang apabila diberi kejutan berupa hadiah. Seperti yang dilakukan Rasulullah saw kepada salah satu istrinya Ummu Salamah. Beliau memberikan minyak kasturi dan pakaian kepada Ummu Salamah, yang tadinya akan diberikan kepada Raja Najasyi, yang ternyata telah meninggal dunia.