Sabtu 14 Sep 2019 07:04 WIB

Dampak Asap Bisa Parah, Perhatikan Ciri Kondisi Tubuh Turun

Dokter paru mengimbau warga terdampak asap kebakaran hutan segera periksa kesehatan.

Red: Nur Aini
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan masyarakat agar segera memeriksakan ke dokter sebelum kesehatannya semakin buruk akibat menghirup asap kebakaran hutan dan lahan.

Ketua Pokja Paru dan Lingkungan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Feni Fitriani Sp.P(K) saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/9), menekankan agar masyarakat bisa memerhatikan kondisi tubuh yang menurun dan segera berobat sebelum bertambah parah. Dia menerangkan bahwa asap akibat kebakaran hutan dan lahan mengandung berbagai gas berbahaya seperti sulfur dioksida (SO), karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Ozon Permukaan (O3).

Baca Juga

Jika seseorang terpapar asap karhutla dalam jangka waktu yang lama, khususnya bila kandungan CO tinggi bisa menyebabkan keracunan dan membuat darah kekurangan oksigen. Hal itu akan menyebabkan tubuh lemas hingga pingsan.

Dokter Feni mengingatkan agar masyarakat mengetahui ciri-ciri kondisi tubuh yang mulai menurun, yaitu mata dan hidung perih serta berair, tenggorokan tidak nyaman, batuk-batuk, dan bersin.

"Kalau itu berlanjut terus menerus segera ke fasilitas kesehatan, apalagi kalau mulai disertai demam batuk berdahak, dahak kental kekuningan atau kehijauan itu sudah tanda-tanda infeksi," kata Feni.

Namun, untuk kelompok yang lebih rentan seperti masyarakat yang sudah punya penyakit paru, penderita asma, orang-orang yang sesak napas karena dulunya perokok, orang lanjut usia, dan orang berpenyakit jantung akan lebih mudah terpengaruh dengan kondisi udara yang buruk.

Masyarakat di wilayah terdampak asap seperti Pekanbaru dan Dumai Provinsi Riau, baru-baru ini mengalami gangguan kesehatan yang serius. Sejumlah masyarakat bahkan jatuh pingsan akibat menghirup udara yang berpolusi akibat asap kebakaran hutan dan lahan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement