REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama yang digelar Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) telah ditutup pada Jumat (13/9) malam. Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan bersama untuk membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan.
UKP-DKAAP, Syafiq Mughni, menyampaikan musyawarah tokoh antaragama merekomendasikan tentang pentingnya pengembangan budaya damai di tengah masyarakat Indonesia. Supaya masyarakat Indonesia memiliki daya tahan yang kokoh terhadap berbagai macam persoalan, isu, dan provokasi. Maka budaya damai harus dibangun melalui berbagai macam sektor kehidupan.
Dia menerangkan, budaya damai bisa dibangun melalui sektor pendidikan. Maka nilai-nilai kehidupan bersama, damai, saling menghormati, dan toleran direkomendasikan agar ditanamkan terhadap anak didik Indonesia. Selain itu, budaya damai juga perlu dibangun melalui sektor kesehatan.
"Kita banyak menghadapi problem HIV/ Aids, tuberkulosis, stunting dan berbagai macam penyakit, sehingga memerlukan turun tangan tokoh-tokoh agama untuk mempromosikan hidup sehat," kata Syafiq kepada Republika.co.id setelah penutupan Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama di Hotel Shangri-La, Jumat (13/9) malam.
Dia menambahkan, tokoh-tokoh agama juga perlu mempromosikan upaya menjaga lingkungan. Supaya lingkungan menjadi tempat yang nyaman terutama bagi tumbuh kembangnya anak-anak.
Musyawarah tokoh antaragama juga merekomendasikan untuk membangun budaya damai melalui aksi kemanusiaan. Jadi ketika ada bencana alam, maka lembaga-lembaga yang berbasis agama bersama-sama turut memberikan bantuan terhadap korban bencana.
"Memberi bantuan mulai dari hal-hal yang sangat detail, kebutuhan sehari-hari sampai dengan rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana," ujarnya.
Menurut Syafiq, membangun budaya damai melalui aksi kemanusiaan adalah model kerjasama yang sangat bagus dan nyata. Masing-masing pemeluk agama harus memiliki perhatian ke arah sana dengan mengajak seluruh majelis agama untuk bergabung dalam gerakan-gerakan kemanusiaan.
UKP-DKAAP menyampaikan, tokoh-tokoh antaragama juga berbicara tentang bagaimana membangun budaya damai melalui kegiatan ekonomi.
Sebab bangsa Indonesia punya tangan berupa kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat, maka direkomendasikan usaha-usaha bersama untuk mensejahterakan mereka.
"Itu (membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan) menjadi sangat penting, itu pokok-pokok yang dihasilkan dari Musyawarah Nasional Tokoh Antaragama ini," jelasnya.
Syafiq mengatakan bahwa musyawarah menghasilkan dokumen atau buku yang memuat hasil musyawarah tokoh-tokoh antaragama. Buku tersebut nantinya akan disosialisasikan ke berbagai daerah yang bisa dijangkau. Tujuannya untuk mengajak semua pihak membuat komitmen bersama membangun budaya damai dari berbagai sektor kehidupan.
UKP-DKAAP juga akan mengirimkan buku yang memuat hasil musyawarah ke majelis-majelis agama supaya disebarluaskan di tingkat bawah. Selain itu, buku tersebut akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk dipromosikan ke dunia internasional. Sehingga mereka mengetahui usaha membangun perdamaian di Indonesia.
“Kita sudah melakukan itu (mempromosikan buku hasil musyawarah) tahun lalu, dan mereka (negara-negara lain) memberikan apresiasi yang sangat tinggi karena Indonesia dipandang sebagai model negara mayoritas Muslim yang memberikan model kehidupan yang damai," ujarnya.
Dia menambahkan, UKP-DKAAP juga akan mengirim buku yang memuat hasil musyawarah itu ke lembaga-lembaga pemerintahan. Termasuk ke lembaga legislatif dan yudikatif, supaya membangun budaya damai menjadi pengetahuan dan kesadaran bersama. "Harapannya (semua pihak) memiliki kesadaran akan tanggung jawab bersama (untuk mewujudkan budaya damai)," ujarnya.