REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wilda Siti Nurfadilah membawa cerita yang berbeda dari lapangan voli. Perempuan yang menyabet gelar spiker terbaik proliga ini menunjukkan perubahan dalam hal penampilan setelah ia hijrah. Pevoli asal Jawa Barat ini mengaku menggunakan hijab setelah ia bergabung sebagai atlet. Hijrahnya dimulai pada tahun 2016 saat ia dengan yakin memilih menggunakan hijab.
Sejak awal menjalani keputusannya, Wilda mengaku menemui hambatan. Seiring berjalannya waktu, lingkungan pun menjadi terbiasa. Ia juga berinisiatif mem buat hijab sendiri agar tetap merasa nyaman saat beraktivitas dan menjalankan pe rannya sebagai atlet voli. Alasan ia hijrah dimulai dari kebiasaannya mengikuti teman ke kajian-kajian yang ada di Bandung.
Kemudian, ia menemukan sebuah artikel yang membahas tentang azab yang diterima seorang ayah bila anaknya keluar rumah tanpa menggunakan hijab. "Setelah baca itu, aku langsung istighfar. Kayak untuk membahagiakan Papa seharusnya bisa dengan aku menutup aurat," ucap dia.
Awal menggunakan hijab, Wilda mengaku, masih belum ada ketentuan izin menggunakan pakaian penutup aurat bagi atlet voli. Wilda sempat berpikir untuk keluar dan mundur dari posisinya. Namun, pada pertandingan SEA GAMES 2017, ia diizinkan menggunakan hijab.
Wilda pun menjadi atlet wanita voli pertama yang menggunakan penutup kepala atau hijab saat bertanding. Sama seperti Ahsan, Wilda juga mendapat komentar baik pro dan kontra dari perubahan yang ia lakukan. Namun, ia meyakini jika hijab bukan menjadi halangan seseorang untuk beraktivitas dan berprestasi.
Kini, ia melihat banyak atlet voli lainnya yang juga berani menggunakan hijab. "Ada yang bilang apa yang aku lakuin bisa jadi ladang dakwah aku meskipun kecil," lanjut Wilda.