Sabtu 14 Sep 2019 19:50 WIB

TNI akan Kerahkan Pesawat CN295 untuk Tabur Bibit Hujan

Proses pemadaman titik api sudah menghabiskan 112 juta liter air.

Rep: Febrian Fachri / Red: Israr Itah
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto
Foto: Dok Puspen TNI
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan menambah kekuatan dan armada untuk memadamkan titik-titik api pada kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Untuk alat dan kekuatan tambahan, menurut Hadi, TNI akan mengerahkan pesawat CN295 yang punya kemampuan untuk mengangkut garam NaCl seberat 2,5 ton sebagai bibit hujan.

"Kemarin sudah ada hujan walaupun masih hujan ringan. Jadi masih harus ditambah dengan mengerahkan pesawat CN295 yang bisa sekali angkut membawa 2,5 ton NaCl," kata Hadi di rumah dinas Gubernur Riau, di Kota Pekanbaru, Sabtu (14/9).

Hadi menambahkan, selama ini upaya yang telah dilakukan pemerintah di antaranya melakukan penyiraman terhadap titik api. Sampai pertengahan September, kata Hadi, proses pemadaman titik api sudah menghabiskan 112 juta liter air.

TNI juga telah menggelar kekuatan sebanyak 5.809 personel untuk memadamkan titik api. Para personel TNI juga berupaya menjaga kebasahan lahan gambut agar titik api tidak bertambah.

Ke depan menurut Hadi TNI dan Polri akan terus menambah kekuatan personel untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan. Personel yang akan ikut proses pemadaman akan dilengkapi peralatan memadai.

Sebelum mengerahkan pesawat CN295, Hadi mengatakan proses penyiraman dari udara menggunakan pesawat heli. Sementara untuk menaburkan garam NaCl menggunakan pesawat CASA sebanyak dua unit. Pesawat CASA hanya punya kemampuan mengangkut garam NaCl sebanyak 1 ton sekali angkut. Jadinya dengan dua pesawat CASA dan satu pesawat CN295, akan dapat menyemai garam NaCl sebanyak 7 ton setiap hari.

Pesawat-pesawat ini, kata Hadi, akan terbang melakukan penyemaian di atas wilayah udara Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan juga di atas wilayah udara Kalimantan. Ini agar pemadaman api dapat dilakukan secara menyeluruh.

Saat terbang dari Jakarta menuju Pekanbarum siang tadi, Hadi melihat di atas wilayah udara Riau memiliki awan-awan pembawa uap air. Tapi, awan ini masih bekerja secara alami sehingga harus menunggu waktu cukup lama menjadi hujan.

Untuk itu selama satu bulan ke depan, angkatan udara akan melakukan pemboman air dan juga menabur benih hujan buatan. Karena informasi dari BMKG, musim hujan baru akan masuk pada pertengahan Oktober nanti.

"Mudah-mudahan dengan perkiraan BMKG musim hujan akan mulai bulan depan. Semoga pemadaman kebakaran hutan dan lahan ini dapat kita atasi sebelum itu," ujar Hadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement