REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Senyuman berbalut wajah kelelahan tampak jelas pada raut wajah Warsidi. Bapak dua anak ini senang karena omset jualan wedang ronde yang dijualnya meningkat sampai tiga kali lipat dari jualan di akhir pekan biasanya.
"Tidak menyangka kalau sampai bludak seperti ini. Alhamdulillah habis, itu hanya sisa sedikit," kata Warsidi, warga Desa Karangrejo, yang berdagang di acara Balkonjazz Festival di Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Jawa Tengah, Sabtu (14/9).
Warsidi satu dari 150 pedagang yang secara khusus dihadirkan memeriahkan Balkonjazz Festival 2019. Para pedagang berskala UKM ini semuanya berasal dari warga sekitar kawasan Borobudur.
"Kita sengaja melibatkan warga sekitar agar mereka bisa menikmati hiburan sekaligus mendorong tumbuhnya ekonomi di desa," kata Bakkar Wibowo, inisiator sekaligus direktur Balkonjazz Festival, saat berbincang kepada Republika.co.id.
Bakkar menjelaskan konsep besar dari Balkonjazz tidak hanya sekadar menghadirkan para musisi ternama dari ibu kota. Namun dia ingin masyarakat lokal bisa secara langsung merasakan dampak ekonomi dari adanya sebuah festival.
"Banyak festival musik yanh digelar di Indonesia tapi Balkonjazz Festival ini memiliki perbedaan. Di sini kita mempromosikan ekonomi lokal dan destinasi wisata balkondes," ujarnya.
Jatmika Budi Santoso, direktur PT Manajemen CBT nusantara yang menjadi pengelola Balkondes, menjelaskan pada event ini pihaknya menghadirkan Pasar Balkon. Jenis dagangannya, kata dia, sangat beragam.
"Semoga ini akan menjadi awal yang baik dimana ekonomi masyakarat lokal bisa lebih terangkat dan terus bertumbuh," katanya.