REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Jenazah mantan presiden Zimbabwe Robert Mugabe disemayamkan di kota kelahirannya setelah sebelumnya dibaringkan dalam upacara pemakaman yang sepi di ibu kota Harare.
Para pemimpin negara-negara Afrika memuji Mugabe sebagai pahlawan kemerdekaan. Presiden Zimbabwe saat ini Emmerson Mnangagwa mengatakan 'ibu pertiwi kami sedang menangis'.
Tapi sebagian besar kursi stadion dalam upacara pemakaman itu kosong. Banyak rakyat Zimbabwe yang mengatakan mereka tidak datang karena represi yang dilakukan Mugabe selama pemerintahannya.
Perekonomian negara itu juga sedang dalam krisis. Inflansi dan pengangguran melonjak tajam. Banyak orang yang menyalahkan Mugabe atas hal itu.
"Kami lebih bahagia sekarang, dia sudah tiada, mengapa saya harus datang ke pemakamannya? Saya tidak punya bensin, kami tidak mau lagi mendengar apa-apa tentangnya, dia penyebab semua masalah," kata salah satu warga Harare, seperti dilansir di BBC, Ahad (15/9).
Jenazah Mugabe akan ditunjukkan ke publik di tempat kelahirannya Zvimba. Matahari yang terik menyengat, kerumunan orang yang antusias, dan perpisahan yang mengharukan memang terjadi dalam pemakaman Mugabe. Tapi hanya di titik-titik tertentu.
Ketika peti jenazah pendiri bangsa Zimbabwe itu dibawa ke stadion terlihat jelas hanya beberapa ribu orang yang menghadiri upacara pemakaman itu. Pemimpin-pemimpin negara Afrika baik yang dulu maupun sekarang bertepuk tangan ketika jenazah Mugabe datang.
Mereka duduk bersama para veteran yang berperang selama kemerdekaan. Mnangagwa yang menggulingkan Mugabe dua tahun lalu hanya terpisah dua kursi dari janda Mugabe, Grace.