Ahad 15 Sep 2019 14:07 WIB

Relokasi Industri Tekstil dari Bekasi Butuh Persiapan SDM

SDM diarahkan untuk bisa mengoperasikan teknologi canggih.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja di pabrik tekstil, ilustrasi
Foto: Sony Soemarsono/Republika
Pekerja di pabrik tekstil, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana memindahkan industri tekstil yang saat ini ada di daerah Bekasi dan Karawang menuju kawasan Segitiga Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati). Nantinya, investor baru yang akan menanamkan modalnya untuk industri padat karya kemungkinan akan diarahkan ke kawasan tersebut.

Menurut Ketua Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi) Jawa Barat, Ayi Karyana, pembangunan kawasan industri baru membutuhkan persiapan yang super matang. Bukan hanya dari segi daerahnya, tapi sampai sumber daya manusia (SDM) yang bisa bekerja di industri ini.

Baca Juga

"Misalnya, untuk sektor garmen misalnya, industri ini butuh banyak  SDM. Kalau nanti industri sudah dibangun tapi SDM-nya tidak ada kan susah juga siapa yang mau memproduksi," ujar Ayi usai pelantikan Ikatsi Jabar, Sabtu (14/9).

Ayi mengatakan, dengan perkembangan saat ini yang menggunakan teknologi super canggih di sektor industri, maka SDM yang dibutuhkan juga harus mengarah ke sana. Jadi, seluruh SDM harus mampu mengikuti konsep 4.0 yang diusung di seluruh belahan dunia.

Oleh karena itu, kata dia, untuk menunjang kualitas SDM 4.0, dalam waktu dekat Katsi Jabar berencana melakukan pelatihan kepada para ahli tekstil yang ada di seluruh daerah Jabar. Hal ini agak ketika mereka harus berpindah ke industri tekstil di kawasan Segitiga Rebana, ilmu yang dimiliki sudah baik dan mampu mengikuti perkembangan permesinan yang semakin kompleks.

"Jadi baik untuk sektor tenaga ahli dan pemasaran, produk yang dibuat juga makin bagus kualitasnya, tapi harga jual bersaing dan diterima dunia," katanya.

Saat ini, kata dia, belum banyak para ahli industri tekstil yang mengikuti pelatihan ataupun sertifikasi secara formal. Padahal industri ini,  merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Sehingga, perbaikan SDM perlu untuk menjaga agar sektor tekstil dalam negeri mampu terus bersaing dengan industri serupa di luar negeri.

Ayi menilai, pemindahan kawasan industri dari daerah Jababeka ke Segitiga Rebana kemungkinan tidak sulit. Sebab akses infrastruktur di Segitiga Rebana sudah baik. Keberadaan bandar udara, pelabuhan di Patimban, dan akses jalan tol yang tengah diselesaikan bisa membuat hilir mudik barang lebih mudah.

Akses tol Cisumdawu pun, kata dia, sedang digarap pemerintah dan menjadi kunci utama akses ke Segitiga Rebana. Sebab, jalan tol ini bisa memudahkan para pelaku industri tekstil dari Bandung dan sekitarnya ke daerah tersebut.

"Infrastruktur ini sangat penting untuk membangun sebuah kawasan industri," katanya.

Sementara menurut Ketua Ikasti pusat, Suharno Rusdi, pemerintah provinsi harus ikut serta dalam memajukan SDM dalam negeri. Terlebih untuk keinginan pembukaan kawasan industri baru, inti dari keberadaannya adalah membuka lapangan kerja untuk meminimalkan jumlah pengangguran.

Pelatihan SDM ini, kata dia, penting sehingga sektor industri di Segitiga Rebana tidak banyak menggunakan pekerja dari luar negeri yang saat ini memang diperbolehkan untuk beberapa jabatan.

"Saya bukan anti asing. Tapi kita harus proposional yah, jangan sampai SDM kita terpinggirkan," kata Suharno.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement