REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemerintah Kota Sukabumi memberikan perhatian khusus terhadap masalah sampah. Sebabnya saat ini warga banyak yang menyampaikan aspirasi dan keluhan soal sampah di media sosial (medsos).
Di mana, dari hasil survei yang dilakukan di media sosial disebutkan masalah sampah menjadi peringkat ketiga yang dikeluhkan warga Sukabumi. Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dalam acara Strategi Pengelolaan Sampah di Kota Sukabumi yang dihadiri para camat se Kota Sukabumi di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Sukabumi akhir pekan lalu.
''Pengelolalan sampah di Kota Sukabumi jadi perhatian khusus,'' kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Di mana dari lima besar pemasalahan di Kota Sukabumi sempat terangkum yakni pedagang kaki lima (PKL), penataan jalan, dan pengelolaan sampah.
Semua upaya lanjut Fahmi, sudah diupayakan dalam menyelesaikan masalah sampah. Namun ke depan harus melibatkan pihak lain di luar institusi pemerintah seperti para pemuda dan RT maupun RW.
Khususnya lanjut Fahmi, para camat diminta memantau titik yang menjadi permasalahan sampah. Terutama yang terlihat di jalur utama harus ada penyelesaian secara kolaborasi. Misalnya ada tim yang menyisir sehingga tumpukan sampah bisa diatasi.
Masalah sampah ini bertambah karena Lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cikundul Kota Sukabumi hanya mampu bertahan menampung sampah maksimal hingga Desember 2019. Kondisi ini disikapi pemerintah dengan mengurangi produksi sampah.
''Saya ingatkan lagi lahan TPA tersisa 1.200 meter dan diprediksi akhir Nopember dan paling lama Desember bertahan,'' ujar Fahmi. Penuhnya lahan TPA karena banyaknya produksi sampah yang mencapai sebanyak 171 ton per hari.
Sementara lahan TPA makin menyempit. Fahmi menerangkan, jumlah warga Sukabumi mencapai sebanyak 320 ribu dan menyumbang sampah cukup banyak sekitar 171 ribu ton per hari.
Kondisi ini kata Fahmi telah disikapi pemerintah dengan melakukan perluasan TPA Sampah. Namun saat ini terkendala dengan mahalnya harga tanah yang berada di dekat TPA Cikundul sementara pemerintah memiliki keterbatasan anggaran.
''Harga sementara Rp 80 miliar dan ini jumlah yang besar bagi pemkot,'' kata Fahmi. Oleh karena itu dari sekarang lurah dan camat serta tokoh masyarakat mari sama-sama mendorong pemilahan sampah.
Sehingga tidak semua sampah di buang ke TPA. Sebabnya ada sampah yang bernilai ekonomis dan jika dilakukan maka akan mengurangi produksi sampah.
'' Sampah juga bisa dipilah ketika masuk truk,'' kata Fahmi. Ia mengatakan masalah sampah butuh dukungan dari warga Sukabumi karena sampah tugas bersama.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi Adil Budiman menambahkan, berdasarkan hitungan maka umur TPA Cikundul hanya bertahan hingga akhir 2019. ‘’ Jika tidak dilakukan pengurangan sampah dan perluasan lahan maka kondisinya seperti itu,’’ kata dia.