REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak muda di Jakarta lebih suka menyewa apartemen daripada membeli. Harga apartemen yang terlalu mahal mengurungkan niat mereka memiliki properti tersebut.
Kesimpulan tersebut didapatkan dari hasil survei yang dilakukan oleh portal properti Lamudi.co.id. Dari 100 responden yang ditanyakan, ternyata 82 orang lebih memilih untuk menyewa apartemen, sementara sisanya yakni 18 orang berminat untuk membeli.
Hasil ini juga sejalan dengan jumlah pencarian dalam website Lamudi, dimana setiap bulannya ada 2.900 orang yang mencari informasi tentang sewa apartemen di Jakarta. Sementara orang ya g mencari informasi untuk membeli hanya ada 700 orang per bulannya.
Menurut Yoga Priautama, Commercial Director Lamudi.co.id, sebenarnya ada tiga faktor utama yang membuat mengapa banyak anak muda lebih memilih menyewa daripada membeli apartemen. Pertama, harga apartemen di Jakarta dinilai terlalu mahal, tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan. Walaupun banyak perbankan yang menawarkan fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), tetapi bunganya dinilai masih cukup tinggi.
“Awalnya cicilan memang terasa ringan karena bunganya flat, tetapi jika sudah floating, nilainya terasa cukup berat,” kata Yoga dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/9).
Faktor kedua adalah banyak anak muda yang belum tertarik untuk memiliki properti. Mereka lebih senang untuk menghabiskan uangnya untuk kebutuhan sekunder seperti membeli gadget baru, pakaian baru ataupun bepergian ke berbagai daerah.
Faktor yang terakhir adalah banyak anak muda yang tidak ingin direpotkan dengan perawatan. Membeli apartemen juga harus siap untuk memperbaikinya jika mengalami kerusakan, seperti memperbaiki kebocoran, retak, lapuk dan lain-lain. Masalahnya sekarang tidak banyak anak muda yang ingin dipusingkan dengan urusan tersebut karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.