REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki puncak musim kemarau, krisis air bersih di Kabupaten Cirebon semakin meluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun terus menyalurkan pasokan air bersih.
Pada awal September 2019, jumlah desa di Kabupaten Cirebon yang mengalami kekurangan air bersih masih mencapai 17 desa. Namun kali ini, desa yang mengalami kondisi tersebut sudah mencapai 19 desa.
‘’Kemarin ada dua desa lagi yang meminta kiriman pasokan air bersih,’’ ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, akhir pekan kemarin.
Di 19 desa tersebut, jumlah keluarga yang terdampak kekurangan air bersih ada sekitar 15 ribu kepala keluarga (KK). Adapun daerah yang mengalami krisis air bersih pada tahun ini tersebar secara merata di wilayah Kabupaten Cirebon, baik wilayah timur, barat, utara maupun selatan.
‘’Kami secara rutin mengirimkan pasokan air bersih untuk membantu warga di desa-desa itu yang mengalami kekurangan air bersih,’’ kata Eman.
Eman menjelaskan, pengiriman air bersih ke setiap desa yang mengalami krisis air bersih itu dilakukan secara rutin dua kali setiap minggunya. Untuk air yang disalurkan masing-masing sebanyak 4.500 hingga 6 ribu liter.
‘’Adapula perusahaan maupun instansi lainnya yang juga mengirimkan bantuan air bersih ke desa-desa yang sedang krisis air,’’ terang Eman.
Sementara itu, saat ditanyakan mengenai anggaran untuk pengiriman bantuan air bersih, Eman menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan PDAM Kabupaten Cirebon dengan menggunakan dana talangan. Dana tersebut nantinya akan diklaim ke bagian keuangan Pemkab Cirebon.