Senin 16 Sep 2019 08:00 WIB

Sukabumi Genjot Pengembangan Fashion Etnik Lokal

Industri fashion berkontribusi 18 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sukabumi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nidia Zuraya
batik sidat pakidulan di Ciletuh, Sukabumi
Foto: dok.Bio Farma
batik sidat pakidulan di Ciletuh, Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kota Sukabumi menggenjot pengembangan ekonomi kreatif. Salah satunya mendorong fashion yang menjadi salah satu unggulan daerah.

Caranya dengan menggelar even Sukabumi Ngagaya Etnik Festival 2019 di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, pada Sabtu (14/9). Dalam acara yang mengangkat Kebudayaan dan kekayaan pariwisata Indonesia ini ditampilkan hasil karya desainer lokal yang menggunakan corak batik.

Baca Juga

‘’ Fashion salah satu sub sektor kreatif dan menempati dua besar penyumbang produk domesik regional bruto (PDRB) dalam ekonomi kreatif,’’ ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan, Senin (16/9).  Rinciannya kuliner 43 persen dari sisi ekonimi kreatif, fashion 18 persen dan kriya 16 persen.

Dari hasil pendataan lanjut Fahmi, ada beberapa sumber daya bisa dimaksimalkan di subsesktor seperti fashion designer, kurator fashion, fashion stylish, dan pembuatan pola. Dalam konteks ini hadir Sukabumi Creatif Hub yang mampu mempersatukan, mengkolaborasikan dan mengajak komunitas bersatu membangun ekonomi kreatif termasuk fashion yang masuk subsektornya.

Menurut Fahmi, Sukabumi tidak punya sumber daya alam (SDA) sehingga mengoptimalkan subsektor ekonomi kreatif lainya yang harus dikembangkan seperti fashion dan kuliner. Sehingga Sukabumi menarik dan dicintai sebagai kota kecil di Jabar.

Fahmi mengungkapkan, pengembangan fashion maupun seni budaya jangan sampai tidak menarik dan tidak diminati anak muda serta tidak kekinian sehingga menjadi tantangan. Itulah sebabnya berbagai kegiatan terus didorong pemerintah pusat, provinsi dan hari ini pemkot kembali sosialisasikan dan mengajak serta meyatakan seni budaya baik lokal baik skala provinsi tetap kekinian tidak ketinggalan zaman dalam hal ini konteks Sukabumi Ngagaya.

'' Baru pertama kali dilakukan jadi even tahunan dan ujicoba dilakukan semoga tahun depan lebih gebyar,'' ungkap Fahmi. Sebabnya dengan melibatkan berbagai komunitas dan komponen seluruh warga karena sifatnya kolaborasi.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi Adang Taufik mengatakan, kegiatan ini sebagai ajang promosi dan mendorong kekreatifan warga Sukabumi sebagai obyek wisata serta jadi even kalender tahunan. Dalam momen ini ada sebanyak 50 model dan 20 perancang busana yang berpartisipasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement