REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong peningkatan kualitas bibit karet. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengawal keberadaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Bustanul Arifin Caya mengatakan, peningkatan kualitas bibit karet ini tak lain untuk meningkatkan daya saing produk karet Indonesia di pasaran ekspor.
"Selain itu, pembudidayaan tanaman karet merupakan salah satu potensi yang sangat baik dalam rangka meningkatkan keterampilan petani dan untuk mendapatkan pemasukan tambahan bagi keluarga," kata dia dalam kunjungan kerja ke Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Tani di Kabupaten Ogan Ilir, Senin (16/9).
Ia mengatakan jiwa kewirausahaan, profesionalisme dan kemandirian petani harus terus ditumbuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian ini. “Sejauh ini saya menilai keberadaan P4S cukup efektif untuk pengembangan bibit-bibit unggul tanaman karet. Apalagi, lembaga ini juga sudah menjadi lokasi penelitian mahasiswa strata 1 hingga strata 3. Jika benar-benar dikawal, saya yakin akan memajukan sektor perkebunan karet," kata dia.
Sementara itu, Ketua P4S Karya Tani Muslim Yunus mengatakan pembudidayaan karet ini dilakukan dengan cara pemanfaatan bahan organik sehingga getah yang dihasilkan jauh lebih baik hingga lima kali lipat dibandingkan bibit lain. Untuk menjaga proses pembudidayaan karet organik ini, ia melanjutkan, pemerintah memberikan bantuan fasilitas hingga pelatihan secara berkesinabungan.
Ridwan, salah seorang petani setempat mengatakan, dirinya mendapatkan dampak positif atas keberadaan P4S Karya Tani ini. “Adanya P4S ini membuat pengetahuan kami terkait budidaya karet dan pemeliharaannya meningkat drastis. Di P4S Karya Tani ini kami sangat mudah untuk berkonsultasi dengan sesama petani karet,” kata Ridwan.
P4S Karya Tani merupakan kelompok tani yang didirikan pada tahun 2005, yang menjadi tempat berhimpun para petani karet untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman karet.
Pemerintah memberikan bantuan berupa 8.000 bibit karet dengan biaya operasional Rp 8 juta untuk penanaman yang dilakukan pada tahun 2000. Kini, tanaman yang dihasilkan memiliki produktivitas getah yang sangat baik. Bibit ini sudah mendapatkan Tanda Registrasi Usaha Pembibitan dan Surat Keterangan Mutu bibit/benih dari Balai Penelitian Pertanian Sumsel di Sembawa, Kabupaten Banyuasin.
Menurut Ridwan, bantuan tersebut menjadi pemicu Karya Tani untuk mengembangkan pembibitan karet sehingga dapat memenuhi kebutuhan petani di wilayah Kecamatan Tanjung Batu dan sekitarnya.