Senin 16 Sep 2019 16:16 WIB

Tiga Kelas Unggulan Pesantren Nurul Huda Kertawangunan

Pesantren ini mempunyai sistem pembelajaran yang menarik dan berbeda

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Pondok Pesantren Nurul Huda Kertawangunan Kuningan.
Foto: Republika/Andrian Saputra
Pondok Pesantren Nurul Huda Kertawangunan Kuningan.

REPUBLIKA.CO.ID,  KUNINGAN -- Pondok Pesantren Nurul Huda Kertawangunan berdiri sejak 1991. Pendirinya adalah KH Abdul Syukur. Pesantren ini mempunyai sistem pembelajaran yang menarik dan berbeda dari kebanyakan pesantren pada umumnya.

Di luar mengaji umum, Pesantren Nurul Huda Kertawangunan membagi santri baik tingkat SMP maupun Aliyah pada tiga kelas unggulan pesantren. Yakni, kelas bahasa, kelas kitab, dan kelas tahfidz.

“Setiap santri hanya boleh satu masuk satu kelas saja, kalau kelas kitab berarti wajib mengikuti kajian, harus bisa memahami menjelaskan. Kalau kelas tahfidz berarti wajib menghafal fokusnya, tapi kalau kelas bahasa Arab ini memang kita menekankan semuanya bisa,” kata pengasuh pesantren Nurul Huda Kertawangunan, KH Muhammad Fahmi Fauzan saat berbincang dengan Republika,co.id pada Rabu (11/9).

Menurut Kiai Fahmi para santri yang memilih kelas kitab memperoleh bimbingan lebih dalam mempelajari berbagai literatur keislaman. Para santri di kelas ini merupakan santri yang lebih menyenangi pada pendalaman literatur keislaman. Di kelas kitab ini, santri pun harus mampu menghafal sekaligus menjelaskan beberapa kitab yang sudah ditentukan.

Sedang pada kelas Tahfidz, setiap harinya santri lebih intens mendapatkan bimbingan menghafal Al Qur'an. Kelas ini bertujuan mencetak lulusan hafiz.

Sementara di kelas bahasa, santri dituntut mahir dalam penggunaan bahasa Arab. Karenanya pada kelas ini santri diwajibkan menggunakan bahasa Arab sebagai percakapan keseharian. Menariknya santri yang masuk di kelas bahasa Arab ini diproyeksikan untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri terutama ke beberapa negara di timur tengah.

Namun, untuk masuk kelas bahasa Arab, santri juga harus mempunyai hafalan Qur'an serta mampu membaca dan memahami literatur keislaman.  “Kelas bahasa ini jumlah santrinya sedikit karena kita daring betul ada tesnya dulu. Kalau dari tahfidz mau pindah ke kelas kitab atau sebaliknya itu bisa saja, mudah. Tapi untuk ke kelas bahasa harus tes dulu,” katanya.

Pesantren Nurul Huda berada di Desa Kertawangunan Kecamatan Sindang Agung. Pesantren ini juga mempunyai lembaga formal mulai dari tingkat SD, SMP dan Aliyah. Sistem pembelajaran pesantren Nurul Huda memadukan antara sistem pendidikan pesantren salaf dan pesantren modern. Selain menekankan santrinya dapat menguasai literatur keislaman, Pesantren Nurul Huda juga menekankan santrinya menguasai bahasa Arab serta dapat menjadi penghafal Al Qur'an.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement