REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Memasuki pertengahan September 2019, kasus kebakaran di Kota Sukabumi dilaporkan masih banyak terjadi. Kondisi ini terjadi salah satunya karena dampak kemarau yang menyebabkan barang-barang mudah terbakar karena kekeringan.
Terakhir, kebakaran terjadi pada Senin (16/9) yang melanda gudang perabotan ukuran 8 x 9 meter yang berlokasi di Kampung Cipeujuh RT 01 RW 03 Kelurahan/Kecamatan Baros. Akibatnya gudang beserta isi dalamnya ludes terbakar.
‘’Kasus kebakaran masih terjadi dan warga harus tetap waspada,’’ ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami, Senin. Hal ini ditandai dengan kejadian kebakaran di sejumlah titik.
Misalnya kebakaran yang terjadi di gudang perabotan di Baros Senin. Dari keterangan warga kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.15 WIB. Kobaran api pertama kali muncul dari atas bangunan yang menyala dan diduga dari konsleting listrik didalam ruang tengah.
Melihat api kata Zulkarnain, warga kaget lalu manggil minta bantuan sekitar. Kebakaran ini menyebabkan gudang habis terbakar dengan barang yang rusak berupa satu unit motor, sepeda anak, perabot rumah tangga seperti mesin cuci, ayam ekor, dan lain-lain.
Kerugian lanjut Zulkarnain diperkikan sekitar Rp 40 jutaan. Upaya pemadaman dilakukan oleh empat unit mobil pemadam kebakaran (Damkar). Selain itu satu unit mobil serbaguna serta dibantu oleh polsek dan TNI.
Sebelumnya, kasus kebakaran juga di lahan kosong yang terdapat banyak alang-alang di dekat kawasan bumi perkemahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi pada 12 September lalu.
Kasie Damkar BPBD Kota Sukabumi, Hendar Iskandarsyah mengatakan, luas area yang terbakar cukup besar yakni 2.000 meter persegi. ‘’ Kebakaran terjadi di atas bukit sehingga menjadi kendala,’’ terang dia.
Menurut Hendar, kebakaran terjadi sekitar pukul 15.30 WIB dan baru bisa dipadamkan secara keseluruhan puku 17.15 WIB. Pemadaman dilakukan dengan mengerahkan sebanyak 4 unit mobil damkar dibantu para anggota pramuka. Beruntung kebakaran tidak merembet ke permukiman warga.
Hendar mengatakan, ke depan warga harus berhati-hati dengan tidak membakar lahan atau sampah sembarangan. Sebabnya di musim kemarau kobaran api akan merembet dengan cepat.