Warta Ekonomi.co.id, -- iPhone 11 yang baru dirilis pekan lalu hadir dengan harga lebih murah daripada perangkat seluler Apple generasi sebelumnya. Hal itu dinilai sebagai tanda kalau Apple tengah berusaha merebut kembali pangsa pasarnya di China, pasar ponsel pintar terbesar di dunia.
Mengapa? Dengan kontribusi 17% dari total penjualan Apple, China juga masih menjadi pasar penting bagi perusahaan. Namun, para pakar industri mengatakan, Apple masih perlu melakukan beberapa langkah guna mengalahkan para produsen ponsel di Negeri Tirai Bambu, seperti memanfaatkan peluang bisnis.
"Apple harus bisa memanfaatkan peluang pembaruan perangkat seluler para pengguna," kata Direktur Pengelola Wedbush Securities, dikutip dari Kr-Asia, Senin (16/9/2019).
Baca Juga: Peluncuran Apple TV+ Tumbangkah Rezim Netflix?
Ia memperkirakan, akan ada sekitar 60 juta hingga 70 juta pengguna ponsel pintar di China yang akan mengganti perangkatnya di tahun ini.
Ives menambahkan, "Biaya dasar yang ditawarkan iPhone (pada iPhone 11) adalah US$699, lebih murah US$50 dari prediksi kami. Itu indikator jelas yang menunjukkan, permintaan di wilayah China sangat penting (bagi Apple)."
Tak hanya itu, perusahaan juga berencana meluncurkan iPhone dengan biaya lebih rendah pada musim semi mendatang untuk membidik pelanggan di pasar negara berkembang, seperti di Asia Tenggara, menurut Nikkei Asian Review.
"Apple memang perlu menjaga harga sebagai merek premium, tetapi mereka juga harus memerhatikan kinerja penjualan produk di pasar," kata Analis Senior di Gartner, Tuong Nguyen.
Baca Juga: Luncurkan iPhone Baru, Apple Hadapi Persaingan Ketat di Negeri Tirai Bambu
Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu meluncurkan iPhone 11 dengan harga mulai dari US$699. Sementara, iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max masing-masing dijual mulai dari US$999 dan US$1.099.
Apple pernah mendominasi pasar China untuk ponsel kelas premium, dengan kontribusi lebih dari 80% penjualan di kategori ponsel seharga US$600-800 pada kuartal pertama 2018. Setahun kemudian, dominasi itu hilang, bahkan pangsa pasarnya merosot menjadi 37% karena produsen lokal.
Selama periode yang sama, pangsa pasar ponsel premium produsen China, Huawei Technologies tumbuh hampir lima kali lipat menjadi 48%, menurut Counterpoint, sebuah perusahaan analisis teknologi yang berbasis di Asia.