REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, berjanji akan terus membela perjuangan Palestina dalam konflik dengan Israel.
Hal ini disampaikannya setelah menjalani pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (15/9) waktu setempat.
"Mereka yang merasa tak nyaman dengan pernyataan kita hari ini, secara brutal dan membabi buta membantai saudara-saudari Palestina kita. Dengan kejam menggunakan terorisme negara di depan mata dunia dan bahkan berusaha untuk tanpa malu menyerang Presiden kita. (Kami) akan mempertahankan ini (Palestina) sampai akhir!," katanya dalam akun twitter-nya, dikutip Anadolu Agency, Senin (16/9).
Dalam kesempatan itu, Cavusoglu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki, untuk membahas perkembangan yang terjadi di Tepi Barat, khususnya terkait agresi Israel.
"Turki akan terus menguatkan Palestina di setiap forum dan selalu mendukung rakyat Palestina," ujar Cavusoglu dalam cicitannya.
Pertemuan darurat OKI itu digelar menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang penerapan kedaulatan Israel di Lembah Yordan dan Laut Mati jika dia memenangkan pemilihan di Israel 17 September.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan dunia internasional untuk mengecam kebijakan kolonial Israel di Palestina yang diduduki.
Bahkan, OKI juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghadapi Israel. Misalnya, dengan memboikot dan menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik terhadap Israel.
Lebih lanjut, OKI juga mendesak semua negara yang menjadi anggotanya untuk mengangkat persoalan Palestina dan pendudukan Israel yang tidak sah pada sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-74 pekan depan.
Bagi negara-negara OKI, perdamaian dan keamanan di Timur Tengah tidak dapat tercapai tanpa adanya penarikan Israel secara penuh dari wilayah pendudukan Palestina pada 1967, termasuk Yerusalem.
Untuk negara-negara yang belum mengakui Palestina sebagai negara, OKI memintanya untuk segera menyampaikan pengakuannya. Negara-negara OKI menegaskan dukungannya kepada Palestina agar mendapatkan pengakuan internasional yang lebih besar dari Negara Palestina di perbatasan 4 Juni 1967.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Selasa pekan lalu mengumumkan akan mencaplok Lembah Yordan, sebidang tanah subur yang menyumbang sekitar seperempat dari kawasan Tepi Barat. Israel mengklaim bahwa Lembah Jordan itu penting untuk keamanannya.
"Dengan bantuan Tuhan, kami akan menerapkan kedaulatan Yahudi di semua pemukiman, sebagai bagian dari tanah Israel dan sebagai bagian dari negara bagian Israel," kata Netanyahu di awal bulan ini memperbarui janji menganeksasi semua blok pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.