REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, angka perceraian di wilayahnya masih tinggi. Namun, ia tidak spesifik menjabarkan persentasenya.
Khofifah pun menyatakan, pernah melakukan penelitian terkait permasalahan itu. Dari penelitian tersebut diketahui penyebab utama perceraian di Jatim adalah karena adanya orang ketiga.
"Perceraian, kalau di Jawa Timur penyebab tertingginya tidak harmonis. Ini pernah diteliti secara khusus. Tidak harmonisnya karena apa? Bukan masalah dana, atau faktor ekonomi, tapi karena ada wanita idaman lain," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (17/9).
Khofifah melanjutkan, jika dilihat berdasarkan profesi, maka yang paling banyak melakukan perceraian di Jatim adalah guru. "Selalu yang tertinggi (perceraian) adalah guru, ini kasus Jawa Timur. Kalau guru menjadi tertinggi, saya tidak bisa membayangkan karena anak-anak di kelas itu panutannya adalah guru," kata Khofifah.
Khofifah melanjutnya, penyebab perceraian di Jatim memang berbeda dengan wilayah di pulau Jawa lainnya. Di Jawa Tengah misalnya, penyebab utama perceraian adalah tidak adanya tanggung jawab. Kemudian di Jawa Barat, penyebab utama perceraian adalah karena faktor ekonomi.
"Penyebab-penyebab seperti ini harus kita identifikasi. Kita harus sering ketemu dengan pengadilan agama. Itu juga yang saya lakukan ketika sudah menjadi gubernur. Saya mau mendengar penyebab perceraiannya apa," ujar gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.