Selasa 17 Sep 2019 12:53 WIB

AS Capai Kesepakatan Perdagangan Digital dengan Jepang

Kesepakatan perdagangan AS-Jepang dilakukan tanpa persetujuang kongres.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Jepang
Foto: techgenie.com
Bendera Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Washington telah membuat kesepakatan perdagangan dengan Tokyo yang dapat dilaksanakan tanpa persetujuan Kongres. 

Dalam suratnya kepada Kongres yang dirilis Gedung Putih, Trump mengatakan ia berniat untuk membuat kesepakatan pembatasan tarif dan perdagangan digital 'dalam beberapa pekan ke depan'. Ia juga memberitahu anggota parlemen kesepakatan perdagangan yang baru akan dibuat di bawah undang-undang yang mengizinkan presiden membuat pengurangan tarif resiprokal secara proklamasi atau tanpa persetujuan Kongres.

Baca Juga

"Sebagai tambahan, saya juga akan menandatangani Perjanjian Eksekutif dengan Jepang dalam hal perdagangan digital," kata Trump, dalam surat itu, Selasa (17/9).

Dengan proses persetujuan yang disebut 'jalur cepat' tersebut, kedua kesepakatan itu tidak membutuhkan suara Kongres. Pada tahun lalu, pemerintahan Trump sudah memberitahu Kongres, mereka berusaha meraih kesepakatan perdagangan dengan Jepang melalui metode tersebut.

Dalam pengumuman tersebut, Trump tidak menjelaskan apakah ia sudah menyetujui rencana menaikkan tarif impor kendaraan dan suku cadang Jepang atau belum. Sementara alasan Tokyo bersedia melakukan negosiasi dengan Washington karena mereka ingin menghindari kenaikan tarif impor komoditas otomotif sebesar 25 persen.

"Pada tahap terakhir, kami berencana untuk mengonfirmasi kembali bahwa Bagian 232 tidak diberlakukan," kata Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi, dalam konferensi pers di Tokyo.

Bagian 232 Undang-undang Perdagangan AS mengizinkan presiden untuk memberlakukan pembatasan impor terhadap produk tertentu. Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan kesepakatan itu tidak akan memuat ketentuan mengenai mata uang.

Jepang ingin menghindari kesepakatan yang menghalangi kemampuan mereka untuk mengintervensi pasar valuta asing jika terjadi lonjakan mata uang yen. Mereka juga memastikan kesepakatan itu tidak menahan Bank of Japan untuk melakukan stimulasi moneter besar-besaran.

Pada pertemuan G7 bulan lalu, Trump mengatakan 'pada saat ini' ia tidak mempertimbangkan untuk menaikkan tarif impor otomotif Jepang. Selama beberapa tahun terakhir isu defisit perdagangan AS dengan Jepang menyempit ke sektor otomotif.

Namun pada bulan Agustus lalu Trump dan Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan prinsip-prinsip kesepakatan perdagangan yang hanya mencakup tarif di bidang pertanian dan industri. Tapi tidak sampai ke sektor otomotif.

Di pertemuan G7 di Prancis Trump dan Abe mengatakan mereka berharap dapat menandatangani kesepakatan itu di sela Sidang Umum PBB di New York. Juru bicara Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer belum dapat dimintai komentar tentang hal ini. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement