REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejayaan Timbuktu hanya menyisakan ragam bangunan berikut ciri khasnya. Dahulu Timbuktu menjadi mercusuar ilmu kini kawasan tersebut hanya wilayah yang terisolasi.
Seperti apa perjalanan panjang Timuktu:
Abad 11 M: Suku Tuareg Imashagan mendirikan kota Timbuktu. Nama Timbuktu berasal dari nama seorang wanita tua dari suku Tuareg yang menjaga barang-barang milik suku itu di dekat sumur yang digali di dekat Sungai Niger. Seiring waktu, nama Tin Abutut berubah menjadi Timbuktu.
Abad 12 M: Timbuktu telah menjadi pusat studi Islam serta sentra bisnis. Saat itu, sudah mulai berdiri tiga perguruan tinggi terkemuka dan 180 sekolah Alquran. Tahun 1325 M: Perekonomian Timbuktu yang maju mengundang perhatian Kerajaan Mali. Pada tahun itu, Raja Mali bernama Mansa Musa (1307 M -1332 M) menguasai Timbuktu.
Tahun 1324 M: Raja Mali mulai membangun Masjid Masjid Jingaray untuk shalat Jumat. Selain itu, Sultan Musa juga membangun istana kerajaannya Timbuktu. Pada tahun itu pul. Raja Musa juga membangun masjid di Djenne dan masjid agung di Gao.
Tahun 1325 M: Kerajaan Mali mulai dikenal di seluruh dunia, ketika Sultan Musa menunaikan ibadah haji di tanah Suci, Makkah pada tahun itu.
Tahun 1339 M: Raja Mossi menginvansi Timbuktu. Invasi itu menimbulkan pembantaian dan perusakan kota Timbuktu yang begitu megah dan indah.
Tahun 1464 M: Sonni Ali Ber - penguasa Kerajaan Songhai mengusai kota Timbuktu. Dia datang ke Timbuktu sebagai kaisar dari Sokoto - sekarang Nigeria.
Tahun 1492 M: Sonni Ali Ber meninggal ketika Columbus menemukan Amerika.
Tahun 1493 M: Askia Mohammed, jenderal Sonni Ali Ber mengambil alih kekuasaan di Timbuktu. Di era kekuasaan Askia Timbuktu kembali menggeliat. Ilmu pengetahuan dan perdagangan kembali berdenyut di kota itu.
Tahun 1591 M: Kemakmuran yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan perdagangan pada masa kekuasaan Askia berakhir tahun ini, seiring dengan ditaklukkannya Timbuktu oleh pasukan militer Maroko pimpinan Pasha Mahmud Ibnu Zarqun. Perpustakaan dibakar dan banyak ilmuwan yang dibantai. Tahun 1893 M: Afrika Barat dijajah Prancis.
Tahun 1960: Mali memproklamirkan kemerdekaannya. Kini, beragam manuskrip asli yang bernilai tinggi hasil karya sarjana dan ilmuwan Muslim Timbuktu tersimpan di museum dan universitas di Prancis.