REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Sulawesi Utara lut R Eko Adi Irianto mengatakan keuangan syariah bisa diakses masyarakat non-muslim di provinsi itu. Menurutnya, produk keuangan syariah tidak hanya dikhususkan bagi agama Islam dan umat muslim.
"Bank Indonesia menilai ekonomi keuangan syariah bisa digunakan seluruh masyarakat tanpa memandang Suku, Agama dan Ras (SARA) termasuk di Provinsi Sulawesi Utara," kata Eko di Manado, Selasa.
Eko mengatakan produk keuangan syariah terbuka bagi umat dari agama lain. “Produk keuangan syariah itu bersifat inklusif, siapa saja bisa menggunakannya,” ujarnya.
“Sebetulnya banyak juga non-muslim yang menggunakan produk keuangan syariah, tapi tidak banyak terekspos,” jelasnya.
Apalagi, kata dia, penerapan ekonomi syariah sudah didukung dengan kehadiran perbankan syariah yang berkantor di Manado. Karena itu, pihaknya akan gencar menyosialisasikan produk keuangan dan ekonomi syariah utamanya di provinsi tersebut.
Eko menjelaskan ekonomi dan keuangan syariah bukan suatu konsep yang eksklusifm yang hanya ditujukan pada umat islam saja. Ekonomi dan keuangan syariah, lanjut dia, merupakan sebuah konsep yang inklusif. Bahkan secara aktif dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam roda ekonomi.
“Ekonomi syariah menjunjung tinggi nilai keadilan, kemaslahatan, kebersamaan, dan keseimbangan, sebagaimana nilai kebajikan yang diyakini dalam rangka pengelolaan sumber daya titipan Tuhan,” kata Eko.
Untuk mengembangkan ekonomi syariah, setelah menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah di Manado pada akhir pekan lalu, BI Sulawesi Utara juga akan berpartisipasi dalam Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2019 di Kalimantan Selatan.