Rabu 18 Sep 2019 00:37 WIB

Zahir Capital Hub Jalin Kerja Sama dengan Fintech Syariah

Zahir Capital Hub menjadi jembatan bagi pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
CEO PT Zahir Internasional, Muhamad Ismail.
Foto: Dok Zahir
CEO PT Zahir Internasional, Muhamad Ismail.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Zahir International melalui anak perusahaannya Zahir Capital Hub menggandeng sejumlah platform financial technology (fintech) dalam kerja sama penyaluran dana. Zahir Capital Hub bertindak menjadi jembatan bagi pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan.

Zahir Capital Hub merupakan fintech agregator capital. CEO Zahir Internasional, Muhamad Ismail mengatakan kerja sama ini telah menggandeng tujuh fintech

"Dari sekitar 200 ribu pelanggan Zahir Internasional ada yang ingin investasi, mereka kelebihan dana dan ingin menyalurkan kepada yang membutuhkan," kata dia saat ditemui Republika.co.id di kawasan Kemang, Jakarta, Selasa (17/9).

Di sisi lain, ada juga mitra Zahir yang membutuhkan dana. Sehingga tahun lalu, Zahir Capital Hub lahir sebagai jembatan permodalan. Hingga saat ini, Zahir telah menyalurkan sekitar Rp 10 miliar dari kerja sama dengan fintech syariah lain.

Ke depan, diharapkan jumlahnya meningkat seiring dengan kolaborasi berjamaah. Ismail mengatakan Zahir memiliki visi untuk membantu institusi bertumbuh. Salah satu tantangan krusialnya adalah aspek permodalan.

Zahir Capital Hub juga membantu menyalurkan dana sesuai preferensi investasi pemilik dana. Cakupan bisnisnya yang luas, serta didukung kerja sama dengan fintech lain membuat spektrum penyaluran dana lebih beragam.

"Karena banyak sekali yang lebih prefer ke misal industri pertanian, pertambangan, makanan, transportasi, dan banyak lagi," katanya.

Salah satu kesepakatan terbaru ditandatangani hari ini antara Zahir dengan fintech pembiayaan khusus kendaraan roda dua, Mobilima. CEO dan Co-founder Mobilima, Rizky Juniardi mengatakan kolaborasi ini diharapkan bisa meningkatkan penetrasi pembiayaan kendaraan syariah.

Melihat potensinya yang besar, maka butuh pendanaan yang juga besar. "Dari kerja sama ini diharapkan bisa memperoleh pendanaan sekitar Rp 3-5 miliar per bulan," kata dia pada kesempatan yang sama.

Fintech yang baru beroperasi mulai awal tahun 2019 ini telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 20 miliar dalam bentuk 108 unit mobil. Hingga akhir tahun diharapkan bisa mencapai 250 unit dengan nilai sekitar Rp 50 miliar.

Ia optimistis target tersebut akan tercapai menilik animo masyarakat yang tinggi. Sejauh ini Mobilima baru melakukan pemasaran dari satu event ke event lainnya. Dari sana, potensi pasarnya telah mencapai 12 ribu orang.  

"Kami menggunakan sistem antrian, akadnya jual beli sesuai dengan pesanan konsumen," kata dia.

Mobilima lahir dengan tujuan menghapus skema yang tidak efisien dan mengandung riba. Sehingga proses pencairan pembiayaan dilakukan dengan cepat dan tetap sesuai kaidah syariah.

Rizky mengatakan saat ini Mobilima sedang dalam proses perizinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun tetap bisa beroperasi diawasi oleh Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement