REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengajukan gugatan perdata terhadap mantan karyawan CIA dan pengungkap rahasia National Security Agency (NSA) Edward Snowden atas publikasi memoarnya pekan ini.
Gugatan tersebut menyebut Snowden menerbitkan buku berjudul Permanent Record yang melanggar perjanjian nonpengungkapan yang ia tanda tangani dengan CIA dan NSA. Dilansir Guardian, gugatan tersebut menuduh Snowden menerbitkan tanpa menyerahkan buku ke CIA dan NSA untuk tinjauan prapublikasi sehingga hal itu melanggar kewajiban yang tertulis di bawah perjanjian yang Snowden tanda tangani.
Selain itu, gugatan tersebut berisi Snowden telah memberikan pidato publik tentang hal-hal yang berkaitan dengan intelijen, yang juga melanggar perjanjian nonpengungkapannya. Meskipun tidak berupaya memblokir publikasi, gugatan tersebut bertujuan memulihkan semua hasil yang diperoleh.
Asisten jaksa agung Jody Hunt dari divisi sipil departemen kehakiman, dalam sebuah pernyataan, mengatakan, Edward Snowden telah melanggar kewajiban yang dia lakukan ke AS ketika dia menandatangani perjanjian sebagai bagian dari pekerjaannya oleh CIA dan sebagai kontraktor NSA.
"Kemampuan AS melindungi informasi keamanan nasional yang sensitif tergantung pada kepatuhan karyawan dan kontraktor terhadap perjanjian nonpengungkapan mereka, termasuk kewajiban tinjauan prapublikasi mereka," ujar Hunt.
Sebagai tanggapan, Snowden (36 tahun) mengatakan, ia menerima gugatan tersebut. "Pemerintah AS baru saja mengumumkan gugatan atas memoar saya, yang baru saja dirilis hari ini di seluruh dunia. Ini adalah buku yang pemerintah tidak ingin Anda baca," ujar Snowden.
Pada 2013, Snowden membocorkan dokumen rahasia tentang program pengawasan global yang dijalankan oleh agen mata-mata Amerika dan Inggris ke media. Pada saat itu, Donald Trump yang belum memulai karier politik menilai, Snowden sebagai "pengkhianat" karena telah memberikan informasi serius ke Cina dan Rusia dan siapa yang harus dieksekusi.
Snowden kini tinggal di Moskow. Dalam sebuah wawancara dengan Guardian untuk menandai penerbitan bukunya, ia membahas kehidupan yang dihabiskannya dengan berkomunikasi dengan para pendukung di AS melalui komputer. Dia mengatakan telah mendeteksi pelunakan dalam permusuhan publik.
"Kita hidup di dunia yang lebih baik, lebih bebas dan lebih aman karena keterbukaan pada pengawasan massal," katanya.
Snowden juga mengatakan dirinya damai dengan kehidupan di pengasingan. Dia menikah dengan rekannya, Lindsay Mills, di gedung pengadilan Rusia dua tahun lalu.
Jika pPemerintah AS berhasil atas gugatannya, mereka mungkin tidak menikmati hasil karyanya. Dalam sebuah pernyataan, distrik timur Virginia mengatakan, gugatan AS tidak berusaha menghentikan atau membatasi publikasi atau distribusi memoar tersebut.
"Sebaliknya, di bawah preseden mahkamah agung, pemerintah berusaha memulihkan semua hasil yang diperoleh oleh Snowden karena kegagalannya menyerahkan publikasi untuk tinjauan prapublikasi yang melanggar kewajiban kontrak dan fidusia yang diduga," tulis pernyataan tersebut.
Gugatan tersebut juga menyebut sebagai terdakwa nominal entitas perusahaan yang terlibat dalam penerbitan buku Snowden. AS menuntut penerbit, Henry Holt untuk memastikan tidak ada dana yang ditransfer ke Snowden, atau atas arahannya, sementara pengadilan menyelesaikan klaim tersebut.
"Informasi intelijen harus melindungi negara kita, bukan memberikan keuntungan pribadi. Gugatan ini akan memastikan Edward Snowden tidak menerima manfaat uang dari melanggar kepercayaan yang diberikan padanya," kata G Zachary Terwilliger, pengacara AS untuk distrik timur Virginia.
Tuntutan ini terpisah dari tuntutan pidana yang diajukan terhadap Snowden, yang dituduh pemerintah melanggar Undang-Undang Spionase. Meski demikian, gugatan pemerintah dikecam oleh American Civil Liberties Union. Direktur proyek pidato, privasi, dan teknologi serta seorang pengacara untuk Snowden Ben Wizner mengatakan, buku Snowden tidak mengandung rahasia pemerintah yang belum pernah diterbitkan sebelumnya oleh organisasi berita terkemuka.
"Seandainya Snowden percaya pemerintah akan meninjau bukunya dengan iktikad baik, dia akan menyerahkannya untuk ditinjau. Tetapi pemerintah terus bersikeras bahwa fakta yang diketahui dan dibahas di seluruh dunia masih diklasifikasikan," kata dia.