REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Sebuah ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak difungsikan menjadi Rumah Oksigen Muhammadiyah bagi warga Pontianak yang terdampak asap. Pengaktifan rumah oksigen Muhammadiyah merupakan inisiasi dari relawan Muhammadiyah Kalimantan Barat yang tergabung dalam Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC).
Di ruangan UKS itu, tim medis MDMC Kalimantan Barat yang berasal dari perawat STIKES Muhammadiyah memberikan pelayanan kepada korban asap. Sekretaris MDMC Kalimantan Barat, Denny Haryanto menyatakan, dalam menanggulangi kabut asap pihaknya telah dilakukan koordinasi dengan lembaga, organisasi, dan amal usaha Muhammadiyah di bawah PWM Kalimantan Barat.
"Selain memberikan pelayanan melalui rumah oksigen dan pembagian masker, MDMC Kalimantan Barat bersama pemadam kebakaran dan BPBD juga turut serta memantau lokasi titik api dan berkoordinasi dengan pemerintah terkait mitigasi bencana karhutla," ujar Denny dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/9).
Dia mengatakan, sebagai upaya mengoptimalkan penanganan dampak asap karhutla, MDMC PP Muhammadiyah juga menerjunkan Tim Asistensi ke Riau dan Palangka Raya. Tim asistensi ini juga bertugas mengkoordinasikan sumber daya Muhammadiyah di lokasi terdampak karhutla.
Sebagai informasi, sejak Senin (16/08) lalu sekolah di Pontianak, Kalimantan Barat diliburkan untuk mengurangi dampak asap pada anak. Hingga saat ini, kabut pekat masih menyelimuti langit Pontianak.
Dengan kondisi tersebut, warga Kalimantan Barat kini masih membutuhkan masker dan penambahan tabung oksigen. Masyarakat yang ingin berdonasi dan mendukung gerakan Rumah Oksigen Muhammadiyah bisa disalurkan melalui program #IndonesiaSiaga bersama MDMC –Lazismu dengan berdonasi ke Mandiri 1230 099 088 999 atau BNI Syariah 0091 539 444.