Rabu 18 Sep 2019 20:34 WIB

Gudfest 2019 Hadirkan 1.000 Film Pendek Seantero Indonesia

Gudfest 2019 berlangsung di Helipad Parking Ground, GBK, Senayan, 2-3 November.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Proses pembuatan film pendek menggunakan ponsel. Ilustrasi
Foto: Nokia Indonesia
Proses pembuatan film pendek menggunakan ponsel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gudfest 2019 segera berlangsung di Helipad Parking Ground, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 2-3 November mendatang. Festival yang memadukan musik, film, gaya hidup, seni, dan komedi itu akan menghadirkan 1.000 film pendek karya sineas Indonesia.

"Program ini untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia, di mana kami mengundang pembuat film berbakat dari seantero negeri untuk berkiprah mempertunjukkan karya terbaiknya berupa film pendek," kata CEO Gudlive Rully PM selaku promotor.

Dalam pelaksanaannya, Gudfest 2019 menggandeng komunitas Forum Film Indonesia. Program film pendek di Gudfest 2019 tidak hanya sekadar memutarkan film, tetapi juga memilih karya film unggul dalam kategori terbaik dan terfavorit.

Terdapat tiga orang dewan juri yang mewakili sutradara, produser, dan aktor yang memilih juara dengan total hadiah Rp 100 juta. Gudfest 2019 juga akan menggelar roadshow ke sejumlah kampus di Jabodetabek dan Bandung.

"Kami ingin Gudfest 2019 merayakan kreativitas anak muda, bukan hanya musik, tapi juga film, seni mural, dan lainnya. Gudfest 2019 akan menjadi pesta dua hari dua malam yang memberi ruang kreativitas tak terbatas," kata Rully.

Pendiri Forum Film Indonesia, Ichwan Persada, menyambut baik penyelenggaraan Gudfest 2019. Sutradara dan produser yang sudah menghadirkan sembilan film layar lebar itu mendukung penuh kegiatan yang direncanakan menjadi acara tahunan tersebut.

"Selama ini, film pendek seolah terpinggirkan dari skema film nasional. Melalui Gudfest 2019, film pendek masuk ke panggung utama dan akan semakin menggairahkan anak muda seluruh Indonesia untuk terus berkarya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement