Kamis 19 Sep 2019 03:13 WIB

Iuwash: Sanitasi Dianggap Kalah Penting dari Gawai

Iuwash menyebut warga yang membuang air besar sembarangan masih tinggi.

Salah satu isu sosial yang muncul di wilayah daerah aliran sungai (DAS) saat ini adalah rendahnya cakupan penyediaan akses air bersih dan penggunaan sarana sanitasi. Ilustrasi
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Salah satu isu sosial yang muncul di wilayah daerah aliran sungai (DAS) saat ini adalah rendahnya cakupan penyediaan akses air bersih dan penggunaan sarana sanitasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) menyebutkan bahwa jumlah warga Kota Bogor, Jawa Barat yang membuang air besar sembarangan masih tinggi, salah satu faktornya, kesadaran masyarakat terhadap sanitasi yang terbilang rendah.

"Mungkin kesadarannya masih rendah karena masih belum dianggap sebagai kebutuhan. Kalah penting dengan yang namanya gawai. Sanitasi belum menjadi kebutuhan," ujar Governance Specialist IUWASH, Kartika Hermawati saat ekspos dan diskusi dengan Pemerintan Kota (Pemkot) Bogor seputar penyediaan air bersih dan sanitasi di Taman Ekspresi, Kota Bogor, Rabu (18/9).

Menurutnya, tak sedikit masyarakat yang masih membuang limbah rumah tangga di bantaran sungai, ataupun di jamban yang seadanya. Padahal, menurutnya toilet yang tidak dilengkapi pengolahan seperti septiktank, berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.

“Kedua, kalaupun tingkat kesadarannya sudah meningkat, tapi untuk merealisasikan ini butuh biaya. Memang banyak disitu kategori masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, khusus di bantaran sungai ini ada persoalan dari segi lokasi, geografis, kendala lahan, lahan yang kosong minim,” bebernya.

Kartika mengatakan, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi ini sangat sejalan dengan program yang sedang Pemkot Bogor lakukan, yakni naturalisasi Ciliwung.

“Setelah event ini, kami terus mendampingi masyarakat untuk advokasi rencana kerja mereka ke perangkat daerah agar bisa mendapat pembiayaan. Advokasi ke lembaga keuangan mikro. Bisa pakai skema mikro kredit. Ke swasta untuk mendapatkan dana CSR dan lain sebagainya,” terang Kartika.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan pentingnya sanitasi dan ketersediaan air bersih bagi warga. Pemkot Bogor, kata Bima, terus berupaya membangun infrastruktur pendukung dan juga kultur warga setempat.

“Bapak ibu adalah agen perubahan untuk Kota Bogor. Makanya saya sering cerewet pada warga soal buang air sembarangan. Jadi Insya Allah kedepan kita fokus untuk membangun septic tanknya dan lain lain. Nanti kedepannya kita terapkan Perda, buang air sembarangan akan didenda sekian,” kata Bima.

Kasi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor, Farida mengapresiasi langkah IUWASH. Menurutnya dengan begitu, masyarakat dipacu untuk peningkatan kesadaran dalam mengelola air minum dan sanitasi.

"Mengajak masyarakat untuk berperilaku yang baik, dapat mengakses sanitasi yang aman dan air minum yang menenuhi syarat," ujar Farida.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement