REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tiga orang masyarakat sipil menjadi korban meninggal dunia akibat kontak senjata antara Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) gabungan TNI-Polri terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). TNI akan berkoordinasi dengan Polri untuk menginvestigasi baku tembak yang terjadi di Kampung Olenki, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua itu.
"Setelah kontak tembak selesai ditemukan adanya tujuh orang masyarakat yang dalam kondisi luka tembak," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel CPL Eko Daryanto, melalui keterangan persnya, Kamis (19/9).
Setelah itu, tim gabungan bersama masyarakat lainnya melakukan evakuasi para korban ke Puskesmas Ilaga untuk menerima perawatan medis. Tapi, nyawa tiga orang di antaranya tidak terselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia.
Ketiganya, yakni satu orang dewasa bernama Tekiman Wonda, satu orang remaja bernama Edison Mom, dan satu balita bernama Rudi Mom. Sedangkan sisanya, yang menjadi korban luka tembak, adalah Topina Mom (36), Tabuni (37), Herina Kinal (32), dan Yefrina Mom (16).
"Kodam XVII/Cenderawasih menyampaikan turut berduka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan masyarakat Kampung Olenki, Ilaga, atas jatuhnya korban masyarakat sebagai dampak dari kontak tembak tersebut," jelas Eko.
Menurutnya, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, akan berkoordinasi dengan Kapolda Papua untuk membentuk tim guna melakukan investigasi terhadap insiden tersebut. Pangdam juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalannya operasi pengejaran terhadap KKSB untuk menghindari jatuhnya korban di pihak masyarakat.
"Sambil menunggu hasil investigasi, Pangdam XVII/Cenderawasih mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak berspekulasi dan terpengaruh informasi sepihak dari kelompok OPM," katanya.