Kamis 19 Sep 2019 12:51 WIB

Partai Likud Netanyahu Berada di Bawah Partai Blue and White

Sebanyak 63 persen suara telah dihitung.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyapa pendukungnya di markas Partai Likud usai pemilu di Tel Aviv, Israel, Rabu (18/9).
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyapa pendukungnya di markas Partai Likud usai pemilu di Tel Aviv, Israel, Rabu (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Tidak ada pemenang yang pasti dari pemilihan Israel, yang digelar pada Selasa (17/9) lalu. Hal ini meninggalkan tanda tanya siapa yang akan menjadi perdana menteri Israel.

Dilansir BBC, Kamis (19/9), Sebanyak 63 persen suara telah dihitung, partai dari sayap kanan Benjamin Netanyahu berada tepat di belakang penantang utamanya, Benny Gantz. Hasilnya menunjukkan, keduanya akan berjuang membentuk koalisi mayoritas dengan partai-partai kecil. Netanyahu berharap agar tetap berkuasa untuk rekor masa jabatan kelima.

Baca Juga

Mengutip sumber-sumber di Central Election Committee (CEC), media Israel melaporkan aliansi Blue and White Gantz berada di jalur untuk memenangkan 33 dari 120 kursi di Parlemen Knesset. Kemudian diikuti oleh partai Likud Netanyahu dengan 32 kursi.

Adapun blok kiri-tengah yang dipimpin oleh Gantz dan blok partai-partai sayap kanan dan keagamaan yang dipimpin Netanyahu diproyeksikan mengendalikan 56 kursi. Netanyahu telah menjabat selama tiga periode berturut-turut semenjak 2009. Ia  berjanji secara sepihak mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah lain di Tepi Barat, yang diduduki jika ia kembali berkuasa.