REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Sutiaji tak menampik, jalanan di wilayahnya sering berada dalam kondisi kemacetan. Sutiaji menilai, kendaraan besar berupa truk, tronton dan sejenisnya menjadi salah satu pemicu kemacetan. Hal ini terutama pada kendaraan yang melaju dari Kota Malang ke Kota Batu dan sebaliknya.
"Tapi kan nanti ada jalan tol sampai Kepanjen (wilayah Kabupaten Malang)? Sayangnya, kendaraan besar tidak lewat tol tapi jalur biasa. Mungkin dikarenakan cost tinggi barangkali," kata Sutiaji saat ditemui wartawan di Hotel Atria, Kota Malang, Kamis (19/9).
Karena situasi tersebut, maka banyak kendaraan besar lebih memilih melintasi jalan tengah kota. Hal ini yang menurutnya ikut mempengaruhi kemacetan di Kota Malang. Ditambah lagi, apabila menemukan kendaraan yang kecepatannya hanya 30 kilometer (km).
Sutiaji mengaku, telah mengusulkan dua solusi untuk menyelesaikan masalah kemacetan akibat kendaraan besar. Dua di antaranya yakni jalan lingkar dan terminal kargo. Namun, Sutiaji menekankan pada solusi terminal kargo karena lebih memumpuni.
Sebelumnya, Sutiaji telah mengutarakan usulan tersebut pada dua kepala daerah Malang Raya. Pimpinan Kota Batu dan Kabupaten Malang ikut menyetujuinya, termasuk Gubernur Jawa Timur (Jatim). Bahkan, pemerintah provinsi Jatim akan memprioritaskan pengajuan program ini.
"Dan dengan adanya ini, kemacetan di Kota Malang dan Batu bisa terbantu nantinya," tambahnya.
Selain terminal kargo, Sutiaji juga sempat mengutarakan perencanaan transportasi massal Light Tail Transit (LRT). Saat ini, program ini masih dalam pengkajian terutama pada aspek penataannya. Namun yang pasti, ia menegaskan, pemerintah telah mendapatkan satu investor lokal yang mau bekerjasama membangun transportasi itu.