REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus berupaya untuk menciptakan kenyamanan dan kemudahan investasi di wilayahnya. Salah satunya, dengan memberi diskon atau potongan pajak bagi perusahaan yang berinvestasi di wilayah Jawa Barat.
Syaratnya, menurut Ridwan Kamil, perusahaan tersebut dianjurkan memiliki sarana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jabar. Misalnya, membangun sarana pendidikan umum (TK, SD, SMP, SMA/K), tempat ibadah, sarana kesehatan, tempat tinggal untuk pegawai, atau sarana pelatihan kerja untuk warga setempat.
"Maka barang siapa (perusahaan) yang menyediakan sarana pendidikan, pelatihan kerja, hingga sarana kesehatan, akan mendapat keringanan pajak," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu petang (18/9).
Emil mengatakan, potongan pajak akan semakin besar bagi perusahaan yang menyediakan layanan Research and Development (R&D) atau Penelitian dan Pengembangan, yang memberikan sumbangsih bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.
"Kenapa penting? Untuk menekan angka pengangguran. Sebab setelah dibedah, banyak yang bekerja di perusahaan yang beroperasi di Jawa Barat, ternyata bukan orang Jawa Barat," katanya.
Menurut Emil, ia meminta perusahaan mempekerjakan dulu warga sekitar. "Kalau skil (warga) belum mumpuni, sediakan pendidikan dan pelatihan. Sebagai gantinya kami beri potongan pajak," katanya.
Soal peluang investasi di Jabar, Emil menjamin pihaknya akan membuka pintu selebar-lebarnya, terutama untuk industri manufaktur dan industri yang berkaitan dengan teknologi 4.0.
Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar juga terus berupaya mendorong laju ekonomi inklusif. Pola ekonomi kerakyatan tersebut diupayakan sesuai visi Jabar Juara Lahir dan Batin lewat sejumlah program, di antaranya One Village One Company (OVOC) dan One Pesantren One Product (OPOP).
Emil mengatakan, perusahaan pun bisa turut berpartisipasi pada program-program Pemdaprov Jabar. Misalnya melalui OVOC, perusahaan bisa memesan suatu produk yang akan dikerjakan oleh satu desa di Jabar.
Selain memberdayakan masyarakat, Emil berujar bahwa partisipasi tersebut bisa mengurangi kesenjangan ekonomi antara masyarakat perkotaan dan perdesaan di Jabar sehingga menekan perpindahan warga desa ke kota.
"Misalnya pabrik mobil, membutuhkan lap mobil. Nanti kita gerakan sebuah desa di Jabar untuk memproduksi lap mobil, jadi perusahaan untung, rakyat pun turut diberdayakan," kata Emil.
Ketimpangan desa-kota, kata dia, disiasati dengan strategi ekonomi. Sebab kalau rakyat susah, ia akan mudah marah. "Kalau marah, ia akan benci, kalau sudah ada kebencian, itulah benih-benih radikalisme," katanya.