REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak 1.313 ritik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bermunculan di wilayah Sumatra, Rabu (18/9) pagi. Namun Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menilai kondisi asap di Riau tidak separah yang diberitakan. Hal itu ia katakan setelah melakukan kunjungan langsung ke Riau bersama dengan Presiden Joko Widodo pada 16-17 September.
"Ketika saya melihat dengan Presiden, antara realitas dengan yang dikabarkan, dengan yang ada, itu sangat berbeda. Ternyata kemarin waktu kita di Riau tidak separah yang diberitakan," kata Wiranto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghanguskan 5 hektare area di Bukit Gading Jorong Rajo Dani, Nagari Padang Ganting, Kecamatan Padang Ganting, Kabupaten Tanah, Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (12/9).
Wiranto mengatakan, ketika ia berada di Riau, jarak pandang masih cukup baik. Dengan jarak pandang tersebut, pesawat kepresidenan pun masih bisa melakukan pendaratan. Bahkan, kata dia, masyarakat setempat terlihat banyak yang tidak menggunakan masker.
"Pesawat mendarat masih bisa, masyarakat juga belum banyak yang pakai masker dan sebagainya. Kita pun juga tidak pakai masker karena pada saat siang sangat jelas awan- awan terlihat," tuturnya.
Ia berharap karhutla beserta asapnya dapat di bereskan sesegera mungkin. Menurut dia, seluruh elemen tidak perlu saling menyalahkan karena persoalan tersebut merupakan persoalan yang harus dihadapi bersama-sama.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto
Menurut pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, titik panas terbanyak terdapat di Jambi, Sumatra Selatan, dan Riau. "Di Jambi dan Sumatra Selatan masing-masing ada sekitar 400-an (titik panas). Sedangkan, di Riau ada 300-an titik," kata staf analisis BMKG Stasiun Pekan baru, Bibin Sulianto, kemarin.
Dia mengatakan, titik panas juga terdeteksi di daerah lain, yaitu di Bangka Belitung ada 27 titik, Lampung 21 titik, Kepulauan Riau 9 titik, Sumatra Barat 7 titik, Sumatra Utara 6 titik, dan Bengkulu 1 titik panas. Khusus di Riau, dari 334 titik panas yang terdeteksi, ada 205 yang dipastikan sebagai titik api karhutla. Titik api paling banyak berada di Kabupaten Pelalawan dengan jumlah mencapai 61 titik.
"Hingga kemarin, asap pekat masih menyelimuti Kota Pekanbaru. Asap berasal dari karhutla di Riau di tambah kiriman dari Pelalawan dan Kampar. Di Riau memang masih banyak titik panas," kata dia.