Kamis 19 Sep 2019 16:15 WIB

Pemerintah Lanjutkan Hujan Buatan untuk Padamkan Karhutla

Hujan buatan diklaim berhasil turun di Riau.

Red: Nur Aini
Helikopter BNPB menyiramkan air pada lahan yang terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Helikopter BNPB menyiramkan air pada lahan yang terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih terus mengupayakan operasi modifikasi cuaca dengan membuat hujan buatan untuk mencoba memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah dan Riau. Hal itu setelah upaya pertama berhasil menurunkan hujan di Riau.

"Saat ini pemerintah sudah melakukan antara lain water bombing, sudah kan. Sekarang masih terus membuat hujan buatan," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles Brotestes Panjaitan usai mengisi Sosialisasi Pengendalian Kebakaran Hutam dan Lahan di KLHK Jakarta, Kamis (19/9).

Baca Juga

Ia mengatakan upaya membuat hujan buatan telah dilakukan dari dua hari lalu. Garam (NaCl) yang sebagai salah satu zat dibutuhkan untuk membuat hujan buatan telah ditabur di atas bibit awan yang ada di Kalimantan Tengah dan Riau.

Pesawat Cessna dan C-130 Hercules juga telah dikerahkan di Kalimantan, tinggal menunggu awan-awan yang lain untuk disemai. "Kalau awannya tidak ada, nggak bisa juga," katanya.

"Jadi pesawatnya sudah standby semua. Tinggal begitu ada awan, langsung terbang," kata dia lebih lanjut.

Upaya membuat hujan buatan tersebut, kata dia, sudah membuahkan hasil dengan turunnya hujan di Riau. "Kemarin sudah ada hujan," tuturnya.

Posko dan satgas yang dibentuk oleh gubernur setempat, kata dia, terus dikerahkan selain personel yang dikerahkan dari Polri dan Manggala Agni dan stakeholder lain yang terkait.

"Pokoknya usaha maksimum terus kita kerjakan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement