REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengaku belum mendapatkan laporan mengenai bayi yang meninggal dunia diduga akibat paparan kabut di Kota Pekanbaru, Riau.
Hal itu diungkapkannya saat ditemui usai mengisi Dialog Sosialisasi Kebijakan Kementerian Kesehatan terkait GERMAS dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55, di Jakarta, Jumat (20/9).
"Saya belum dapat laporannya," ujar Nila.
Karena itu, Nila enggan berkomentar banyak mengenai hal ini termasuk diagnosis dokter bahwa kematian bayi malang itu akibat kabut asap. Pihaknya ingin menelusuri penyebab meninggalnya bayi tersebut.
"Kami lihat dulu," katanya.
Sebelumnya seorang bayi dari pasangan suami-istri, Evan Zendrato dan Lasmayani Zega meninggal dunia diduga akibat paparan kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Pekanbaru, Riau.
Lahir dalam keadaan normal dan sehat, bayi berusia tiga hari meninggal sebelum diberi nama. Evan, bapak kandung bayi, di Pekanbaru, Kamis, mengatakan almarhum anak pertamanya itu belum sempat diberi nama karena sudah terlanjur meninggal pada Rabu malam (18/9).
Bayi seberat 2,8 kilogram itu berusia tiga hari, sempat menderita batuk, demam tinggi hingga 41 derajat Celcius hingga pilek sebelum menghembuskan nafas terakhirnya."Dokter bilang anak saya terdampak virus akibat kabut asap," ujar Evan.
Dia mengemukakan bayi laki-lakinya itu meninggal saat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Syafira, Pekanbaru.