Jumat 20 Sep 2019 15:52 WIB

Penutupan Sumur yang Bocor Masuki Fase Krusial

Ditargetkan awal Oktober sumur sudah bisa ditutup permanen.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolanda
Tim medis PT Pertamedika IHC siaga menangani masalah kesehatan masyarakat sekitar pesisir pantai utara Karawang pasca kejadian di anjungan lepas pantai YYA milik PHE ONWJ.
Foto: Pertamina
Tim medis PT Pertamedika IHC siaga menangani masalah kesehatan masyarakat sekitar pesisir pantai utara Karawang pasca kejadian di anjungan lepas pantai YYA milik PHE ONWJ.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina optimistis kebocoran minyak pada sumur YYA-1 yang dikelola Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), bisa segera ditutup permanen sesuai target pada akhir September 2019. Saat ini, Pertamina menyatakan pengeboran sumur telah memasuki tahap akhir.

"Setelah enam pekan Pertamina telah melakukan pengeboran relief well (sumur baru) di pantai utara Karawang, kini telah memasuki tahap akhir dan memasuki fase penting, yakni penutupan sumur YYA-1 yang merupakan sumber tumpahan," ujar Vice President Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya, Jumat (20/9).

Pengeboran sumur YYA-1 RW (sumur baru) telah mencapai pada safe point terakhir yakni pemasangan casing 8 1/2" di kedalaman 8957 feet atau 2.730 meter. Safe point ini tinggal menyisakan interval sepanjang 20 feet (6 meter) dari target mulai intercept di 8977 feet atau 2.736 meter.

"Saat ini tahapannya sudah pada fase menemukan dan intercept lubang sumur YYA-1. Ini merupakan salah satu proses yang penting, sehingga harus dilakukan sangat hati-hati. Harapannya akhir September atau paling lambat awal Oktober, sumur sudah bisa ditutup permanen," lanjut Ifki.

Setelah melokalisasi dan intercept dengan tepat, lanjut Ifki, tahap berikutnya adalah memompakan lumpur berat ke dalam sumur baru dengan tujuan mematikan sumur YYA-1. Setelah sumur YYA-1 dinyatakan mati akan dilakukan monitoring selama 24 jam penuh sebelum dilanjutkan ke proses plug and abandon atau penutupan sumur secara permanen.

Upaya maksimum penanganan oil spill di laut, proteksi berlapis dengan lebih dari 9.000 meter oil boom konsisten terus dipertahankan dengan baik. Sedangkan untuk perlindungan di pesisir pantai, PHE telah melakukan pemasangan lebih dari 10.000 meter oil boom dan 2.000 meter waring khususnya untuk memastikan proteksi area sensitive mangrove. PHE juga secara pararel telah memulai program penanaman 10.000 mangrove di SegarJaya Kerawang bekerja sama dengan UNISMA dan Pemda Karawang. Ke depan akan terus dilanjutkan di pesisir pantai desa terdampak lainnya.

"Mohon doa dan dukungannya, agar segala yang tengah diupayakan oleh tim terbaik yang dimiliki PHE ONWJ dan dukungan berbagai ahli dari dalam dan luar negeri, bisa berjalan dengan baik sesuai dengan target yang ditetapkan," kata Ifki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement