Jumat 20 Sep 2019 15:56 WIB

2.402 Warga Telah Mendapatkan Kompensasi dari Pertamina

PHE ONWJ juga melakukan relokasi sementara terhadap 27 KK yang tinggal di 3 dusun.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Petugas berjalan di samping jajaran karung berisi limbah kebocoran minyak mentah Pertamina di kawasan ekosistem mangrove Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Petugas berjalan di samping jajaran karung berisi limbah kebocoran minyak mentah Pertamina di kawasan ekosistem mangrove Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menyatakan sebanyak 10.271 warga terdampak telah terverifikasi untuk menerima dana kompensasi awal. Hingga 19 September 2019, sebanyak 2.401 warga telah mendapatkan kompensasi awal yang merupakan itikad baik Pertamina.

Besaran kompensasi berdasarkan hasil koordinasi pemangku kepentingan pada 9-10 September 2019 yang dikonsultasikan ke Tim Kejaksaan Agung, BPKP, KKP, KLHK, SKK Migas, MUI Jabar dan Kepala Dinas di tujuh kabupaten dan kota. 

Baca Juga

Vice President Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya, mengatakan pembayaran kompensasi awal ini diberikan terlebih dahulu untuk warga terdampak langsung, nelayan, pembudidaya, petambak garam, kelompok pengolah dan pemasar ikan serta wisata bahari. Paralel dengan itu, Pertamina dengan pihak terkait dalam proses penyusunan formula kompensasi final. Nantinya kompensasi tahap awal yang telah disampaikan kepada warga akan diperhitungkan sebagai bagian dalam kompensasi final.

"Kami juga melakukan verifikasi tahap selanjutnya untuk memastikan warga terdampak yang berhak namun belum masuk dalam daftar penerima kompensasi awal dapat terselesaikan segera," ungkap Ifki, Jumat (20/9).

Ifki menegaskan kompensasi tersebut akan diikuti dengan berbagai program berkelanjutan yang akan dilakukan dalam jangka menengah dan panjang ke depan, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat terdampak sekitar benar-benar pulih atau bahkan lebih meningkat dibandingkan sebelum adanya kejadian ini.

Selain itu, ucap Ifki, PHE ONWJ bekerja sama dengan Pertamedika juga terus memberikan layanan kesehatan di wilayah terdampak dengan menerjunkan 10 dokter, 69 paramedik dan 5 ambulans yang tersebar di 10 Posko Kesehatan. Seluruh posko rata-rata melayani sekitar 500 warga per hari, sehingga secara kumulatif sejak dibuka layanan kesehatan, total yang telah melayani mencapai 23.942 pemeriksaan warga.

Warga sangat antusias dengan kehadiran tim medis PHE ONWJ dan Pertamedika, sehingga, sebagian besar penyakit yang dikeluhkan warga merupakan penyakit yang sudah lama, sementara keluhan warga terkait tumpahan minyak boleh dibilang dikeluhkan warga yang memang mayoritas berada pada pinggir pantai. Tim medis juga melakukan pengecekan kondisi kesehatan kepada masyarakat sekitar yang turut membantu pembersihan sebelum melakukan kegiatan sehingga kondisi kesehatan warga tersebut terus termonitor.

PHE ONWJ juga mulai melakukan relokasi sementara terhadap 27 KK yang tinggal di tiga dusun di Desa Cemara Jaya. Relokasi ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada warga terdampak insiden sumur YYA-1 yang rumahnya terkena banjir rob ketika musim angin darat tiba seperti saat ini dan masih dilakukan secara bertahap, meskipun banyak juga warga yang menolak dengan berbagai alasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement