CIREBON, AYOBANDUNG.COM--Desa Batembat, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, selama ini dikenal sebagai salah satu pusat kuliner tongseng yang khas.
Olahan tongseng di Batembat tak lepas dari keberadaan rumah pemotongan hewan (RPH). Menikmati tongseng Batembat sejak lama dikenal sebagai kegiatan kuliner malam, mengingat rata-rata warung-warung makan tongseng di sini buka pada malam hingga dini hari.
Namun, belakangan dibuka pula rumah makan yanh menyediakan tongseng pada siang hari. Berlokasi di jalur pantura, warung makan ini juga menyediakan menu varian berupa baso tongseng.
AYO BACA : Saung Jurasep 3, Sajikan Menu Tradisional Berbeda
Baso sendiri menjadi salah satu makanan favorit semua kalangan yang tak lekang masa. Saat ini, baso berevolusi menjadi banyak varian.
Bisa jadi, setiap daerah punya ciri khas baso tersendiri, mulai dari nama, bentuk, bahan utama, bumbu, hingga cita rasa yang khas. Tak ubahnya dengan baso tongseng Batembat yang kerap mengundang rasa ingin tahu pecinta kuliner khas.
"Banyak orang dari luar daerah berkunjung ke Desa Battembat untuk wisata kuliner tongseng. Dari situ, kami punya ide membuat baso dengan cita rasa khas Tongseng Battembat," ungkap pengelola rumah makan Pipit Tongseng Batembat, Siti Nurhayatih, belum lama ini.
AYO BACA : Cara Mengatasi Anak yang Tak Suka Makanan Rumah
Baso tongseng ini sendiri memiliki rasa khas aroma daging sapi yang dimasak tongseng. Bumbu masaknya meresap ke dalam daging, sedangkan kuahnya yang manis pedas menggugah selera makan.
Ide membuat baso tongseng, imbuh wanita yang akrab disapa Atih itu, berawal setelah mengamati bagaimana baso masih digemari masyarakat. Sementara, Batembat dikenal karena tongseng daging sapinya.
Komposisi sajian baso tongseng batembat seperti lazimnya baso lain, yang terdiri dari baso urat, mie, dan sayur. Bedanya ada pada masakan daging berpotongan dadu yang disajikan di atas baso, ditambah kuah tongseng ala Batembat.
Baso tongseng dikenalkan ke tengah konsumennya sejak awal 2018 dan diklaim telah mengundang antusiasme cukup tinggi dari konsumen. Kehadirannya dimaksudkan untuk meramaikan khasanah 'perbasoan' maupun 'pertongsengan'.
"Supaya ada rasa baru. Penikmat tongseng maupun baso jadi bisa merasakan perpaduan keduanya," cetusnya.
AYO BACA : Kuliner Bandung: 5 Tempat Makan Eskrim Enak di Bandung