Sabtu 21 Sep 2019 01:52 WIB

'Pemerintah Mau Bunuh Warga Riau Secara Perlahan?'

Warga juga marah pembicaraan di media sosial lebih ke sepatu Jokowi yang kotor

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah anggota TNI Kodim 0301/Pekanbaru saat berusaha memadamkan api yang menjalar di lahan gambut di kawasan Riau Ujung, Pekanbaru, Riau, Jumat (20/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah anggota TNI Kodim 0301/Pekanbaru saat berusaha memadamkan api yang menjalar di lahan gambut di kawasan Riau Ujung, Pekanbaru, Riau, Jumat (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Bencana kabut asap di Riau dan sejumlah daerah di Sumatera masih belum reda. Jarak pandang di sejumlah daerah masih pendek yang berdampak kepada kelancaran transportasi dan aktivitas warga lainnya.

Ria (27) salah seorang karyawan swasta di Kota Pekanbaru, Riau merasa kewalahan setiap hari harus bertarung dengan tebalnya kabut asap.

"Tidak hanya menyebabkan sakit pada saluran pernafasan, tapi juga mengganggu jarak pandang pengemudi di jalan raya yang bisa saja menyebabkan kecelakaan," kata Ria kepada Republika, Jumat (20/9).

Ria membaca statmen di media massa di mana pemerintah menyebutkan kondisi di Riau tidak terlalu bahaya tidak seperti yang diberitakan di media. Kemudian kata Lino, Pemda dan BPBD juga merasa sudah mengendalikan kabut asap. Tapi menurut Lino, apa yang dikatakan pemerintah pusat dan daerah tidak sesuai dengan kondisi yang dialami warga.

"Katanya sudah ada orang orang yang menangani langsung di lapangan, tapi buktinya kabut makin pekat. Bapak Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) mengirimkan bantuan, eh malah ditolak. Jadi maunya pemerintah Riau, masyarakat Riau ini mati perlahan aja gitu?" ujar Ria.

Warga Riau lainnya, Nandina juga sempat sedih dah marah begitu melihat pembicaraan di sosial media justru lebih banyak membahas mengenai sepatu Presiden Joko Widodo. Netizen membahas sepatu Jokowi yang kotor saat meninjau Karhutla di Desa Merbau, Kabupaten Pelalawan, Riau awal pekan ini.

Harusnya menurut Nandina, warga termasuk warganet mendukung dan mendorong pemerintah untuk fokus pada penanganan kabut asap dan korban yang telah berjatuhan.

'Yang disorot malah sepatunya (Presiden) yang kotor karena ke lapangan, bukan keadaan lapangan itu sendiri," ujar Nandina.

 

Nandina yang juga seorang karyawan swasta merasa belum ada perubahan kabut asap di Pekanbaru pasca kunjungan Presiden Jokowi. Malahan sejak Kamis (19/9) kemarin, kabut asap semakin tebal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement