REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi di Mesir melakukan aksi menuntut pengunduran diri Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, Jumat (20/9) waktu setempat. Aksi protes terjadi di ibu kota Mesir Kairo, kota terbesar Alexandria, dan Suez.
Dilansir di Aljazirah, video yang diunggah di media sosial menunjukkan para demonstran meneriakkan "Bangkit, jangan takut, Sissi harus pergi" dan "orang-orang menuntut kejatuhan rezim". Sementara para petugas berseragam sipil menghadapi para demonstran yang mencoba mendekati Tahrir Square di Kairo.
Terdapat beberapa laporan penangkapan di Kairo, dan pihak berwenang menggunakan gas air mata untuk menghalau para demonstran. Aksi unjuk rasa tersebut terjadi setelah pengusaha dan aktor Mesir yang diasingkan, Mohamed Ali, menuduh Presiden el-Sissi melakukan korupsi dan meminta orang-orang turun ke jalan sambil menuntut agar el-Sissi dipindahkan. Namun, el-Sissi membantah tuduhan itu dan menegaskan tuduhan itu sebagai kebohongan belaka.
"Jika el-Sissi tidak mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis, maka rakyat Mesir akan keluar ke jalan-jalan pada Jumat sebagai protes," kata Ali dalam sebuah video yang diunggah pada Selasa lalu
Ali pertama kali memulai mengunggah videonya pada 2 September. Video-video terbarunya telah ditonton ratusan ribu kali dan telah mengubahnya menjadi figur publik di tanah kelahirannya.
Dalam video terbarunya saat protes, Ali menyerukan orang-orang untuk berdiri teguh dan terus menuntut hak-hak mereka. "Tuhan itu hebat, sudah cukup, aku ingin kembali ke Mesir. Aku merindukan Mesir dan bangsaku. Semoga Tuhan menguatkan tekadmu," katanya.
Analis Timur Tengah dari Aljazirah Yehia Ghanem yakin aksi protes mewakili tingkat momentum yang berbeda di antara orang Mesir. "Apa yang terjadi di Mesir sekarang adalah gerakan yang sudah lama ditunggu untuk membersihkan negara dari tirani," katanya.
Protes Jumat memang jarang terjadi. Sebab, Mesir melarang semua demonstrasi tidak sah pada 2013 setelah el-Sissi, sebagai menteri pertahanan, memimpin militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis menyusul protes massa.
Pihak berwenang tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. TV pemerintah juga tidak meliput insiden itu. Penanda TV pro-pemerintah mengatakan hanya sekelompok kecil pemrotes berkumpul di Kairo pusat untuk mengambil video dan swafoto sebelum meninggalkan tempat kejadian. Saluran pro-pemerintah lainnya mengatakan situasi di sekitar Lapangan Tahrir tenang.